Kamis, 18 April 2013

PRIODE PRANATAL



BAB III
Periode Pranatal
(sebelum lahir atau masa dalam kandungan)
A.     PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang
Setiap manusia, sebagai individu yang normal, akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umunya, manusia akan selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2004) membagi perkembangan manusia menjadi Sembilan tahap, yakni: masa prenatal, bayi dibawah tiga tahun (toddler), anak-anak awal (early childhood), anak-anak tengah (middle childhood), anak-anak akhir (late childhood), remaja (adolescence), dewasa muda (young adulthood), dewasa tengah (middle adulthood), dan dewasa akhir (late adulthood).
Tahapan perkembangan yang dibahas dalam makalah ini adalah tahapan perkembangan masa prenatal, yaitu tahap perkembangan sebelum kelahiran sewaktu manusia berada didalam kandungan ibu. Masa prenatal ditandai dengan pembentukan sistem jaringan dan struktur organ-organ fisik. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara spermatozoa dengan sel telur yang akan menjadi calon manusia dan berkahir pada saat bayi dilahirkan. Masa ini berlangsung antara 180 sampai 344 hari lamanya.
Masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan manusia. Para ahli menyebutnya sebagai masa perubahan evolusi janin dalam kandungan. Kondisi janin dalam kandunga sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan hidupnya, yakni seberapa jauh ibunya memiliki taraf kesehatan, kebiasaan, dan perilaku yang baik atau tidak. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena akan berpengaruh pada perkembangan janin dan berpengaruh pula pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya.
Karena hal tersebut di atas, maka kami merasa tertarik untuk mengkaji dan membahasnya secara lebih luas dalam makalah ini.
2.                  Rumusan Masalah
a.       Apa arti dari masa prenatal?
b.      Bagaimana konsepsi awal kehidupan?
c.       Bagaimana perkembangan periode prenatal?
d.      Apa sajakah faktor yang mempengaruhi periode prenatal?
3.                  Tujuan Masalah
a.       Mampu mengetahui arti masa prenatal
b.      Mampu mengetahui dan memahami konsepsi awal kehidupan
c.       Mampu mengetahui dan memahami perkembangan periode prenatal
d.      Mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi periode prenatal










B.     PEMBAHASAN
1.     Arti Masa Prenatal
Periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia ini yang dinamakan masa prenatal, dimulai pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu pembuahan.[1] Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender ditambah sepuluh hari atau sekitar 280 hari sebelum lahir.[2]
Walau masa prenatal ini relative pendek, akan tetapi penting karena 4 hal, yaitu:
a.       Segala sesuatu yang didapatkan dari warisan, yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditetapkan pada masa ini.
b.      Keadaan-keadaan yang menguntungan di dalam badan ibu dapat memelihara perkembangan dari potensi-potensi yang didapatkan dari warisan, sedangkan keadaan-keadaan yang kurang baik dapat menghambat ataupun merubah pola perkembangan yang akan datang.
c.       Apabila dibandingkan dengan keadaan di dalam periode-periode, perkembangan yang lain, maka di dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak dari pada di dalam peroiode-periode perkembangan lainnya di seluruh kehidupan manusia.
d.      Waktu ini adalah waktu di mana orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang, menentukan sikap terhadapnya, jelasnya orang tua menentukan sikapnya terhadap bayi yang akan datang. Sikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap cara-cara mereka akan menghadapi dia, terutama dalam-tahun-tahun pembentukan dirinya, ialah tahun-tahun pertama dalam kehidupannya, dan cara-cara tersebut sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya.[3]
e.       Periode prenatal marupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis. Meakipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan. Banyak yang percaya bahwa masa anak-anak lebih berbahaya, tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa dimana bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan.
f.       Periode prenatal merupakan saat di mana orang-orang yang berkepentigan membentuk sikap-sikap pada diri individu yang baru di ciptakan. Sikap-sikap ini akan sangat mempengaruhi cara bagaimana individu-individu ini diperlakukan, terutama taun-tahun pertama pebentukan kepribadiannya. Kalau sikap-sikap ini sangat  bersifat emosional, maka hal ini dapat dan seringkali merusak keseimbangan ibu, dan dengan demikian menganggu kondisi-kondisi di dalam tubuh ibu yang sangat penting bagi perkembangan normal dari individu yang baru diciptakan.[4]
Hal ini seorang ibu sudah mampu memberikan pelajaran terhadap calon bayi untuk tahap-tahap perkembangannya dalam kandungan sehingga pendidikannya berlangsung didalam kandungan akan memberikan manfaat yang besar bagi calon bayi ketika ia kelak dilahirkan. Etika dalam islam menganjurkan seorang ibu untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya seraya berdoa memohon agar kelak bayinya mampu menjadi seorang manusia yang bermanfaat dalam kehidupan, kaitannya dengan hal ini, Al Quran mengajarkan kepada seorang ibu untuk berdoa sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Furqaan ayat 74 :
Yang artinya : “Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Begitu pula dijelaskan dalam surat As-Shaffat ayat 100 :
Artinya : “Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.”
2.     Konsepsi Awal Kehidupan
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh seperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Dilihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada masa inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangan cepat dalam diri individu.
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah  tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli psikologi (Barat), perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung diabaikan. Pada masa-masa awal ini penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi (Barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah karena mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya memberi sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan.
Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan psikolog Barat terhadap perkembangan individu pada masa prenatal ini, psikolog Timur terutama psikolog Islam telah lebih dulu menempatkan masa prenatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa ayat al-Qur’an dan Hadis yang menjadi landasan utama bagi psikolog Islam, telah memberikan sejumlah informasi tentang telah dimulainya kehidupan manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya. Dalam sejumlah al-Qur’an dan Hadis secara tidak langsung juga disebutkan bahwa selama masa prenatal ini, individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik melainkan sekaligus mengalami perkembangan psikologis.
Dewasa ini, para ahli psikologi perkembangan menyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot, yang dalam psikologi Islam disebut nuthfah, yaitu air mani (sperma) yang keluar dari sulbi (tulang belakang) laki-laki lalu bersarang di rahim perempuan.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan, yang disebut “sel benih” (germ cell). Sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang kromosom terdiri dari satu kromosom pihak ayah dan satu kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini mempunyai bentuk dan ukuran yang jelas.
Dalam pembuahan normal, ovum berada dalam salah satu tabung falopi ketika bergerak dari satu ovarium ke rahim. Sebagai hasil hubungan kelamin, spermatozoa pria dalam jumlah besar diletakkan dalam ulut rahim dan bergerak menuju tabung falopi. Mereka ditarik ke dalam ovum oleh gaya hormonal yang kuat. Setelah satu sel sperma memasuki ovum, permukaan ovum seketika berubah, sehingga tidak ada sperma lain yang dapat memasukinya. Bila satu sperma menembus dinding ovum, maka inti sel saling mendekat. Membrane yang mengelilingi masing-masing pecah, dan kedua inti bersatu.[5]
Pembuahan saat ovum berada di dalam tuba falopi tersebut dinamai dengan fertilasi. Ada 3 hal penting, yang berhubungan dengan fertilasi, yaitu:
1.      Pada ovum dibuahi oleh spermatozoa, sifat-sifat warisan dari individu yang baru ditentukan.
2.      Pada waktu ini juga jenis kelamin ditentukan.
3.      Apakah individu yang akan terjadi merupakan individu yang tunggal atau akan terjadi beberapa individu tergantung daripada kejadian-kejadian pada waktu adanya fertilasi. Dan kadang-kadang terjadi anak kembar.[6]
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur (ovum) wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energy kehidupan, yang dalam psikologi Islam disebut “hayat”. Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada giliranya menghasilkan benih manusia (embrio). Kemudian karena adanya daya hidup ini pulalah yang membuat janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga lahir menjadi individu baru.
Semua ini memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan manusia dimulai dari masa prenatal, yakni sejak terjadinya pembuahan sel telur (ovum) wanita oleh sel sperma laki-laki dan terbentuknya zigot.[7]
3.     Periode-Periode Perkembangan Pranatal
            Periode pranatal berlansung selama sepuluh bulan berdasarkan perhitungan bulan yang masing-masing panjangnya dua puluh delapan hari atau Sembilan bulan kalender. Tetapi periode ini dapat dan memang berbeda-beda panjangnya, berkisar dari 180 sampai 344 hari. Bayi-bayi yang dilahirkan sebelum waktunya kira-kira tiga kali lebih banyak daripada bayi-bayi yang dilahirkan melebihi waktunya.
            Meredith melaporkan bahwa panjang rata-rata periode pranatal mencakup 38 minggu atau 266 hari. Namun 70 % bayi berkisar antara 36 sampai 40 minggu (252 sampai 280 hari) dan 98 % berkisar dari 34 sampai 42 minggu (238 sampai 294 hari).
            Karena perkembangan sebelum kelahiran berjalan teratur dan dapat diramalkan, maka ada kemungkinan untuk memberi jadwal waktu dari proses perkembangan yang penting selama periode ini. Periode prenatal biasanya dibagi dalam tiga tahap perode zigot, embrio, dan janin masing-masing mempunyai panjang waktu yang dapat diramalkan dan ditandai dengan perkembangan khusus[8].
            Kalau terjadi hambatan yang mencegah terjadinya perkembangan menurut waktu yang tepat, individu akan mengalami cacat yang menganggu selama hidupnya. Para ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi tiga tahap, yaitu:
a.       Tahap Germinal
Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses pembuahan yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini zygote terbentuk, kemudian bergerak ke bawah tubafalopi menuju rahim. Zygote ini merupakan sel tunggal yang kemudian akan mengalami perkembangbiakan menjadi dua sel identik. Sel-sel tersebut terus berkembang menjadi jutaan sel. Proses perkembangan zygote di dalam rahim ini disebut blastosyst. Bagian luar blastosyst akan menjadi plasenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.
Pada minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc), yaitu: (a) ectoderm, lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b) endoderm, lapisan paling dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti sistem pernafasan, sistem pencernaan, pancreas atau organ internal lainnya, (c) mesoderm, lapisantengah yang berfungsi untuk memisahkan antara kulit dalam, otot-otot, tulang, sistem sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).
Zigote yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada dinding rahim. Proses menempel atau melekatnya zigot pada dinding rahim setelah masa konsepsi dinamakan implantasi.
b. Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini, system dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Masa ini dianggap sebagai masa yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik. Bila organism memperoleh perawatan intensif, maka ia akan berkembang menjadi individu yang normal, sehat fisik maupun psikis. Sebaliknya bila kurang memperoleh perhatian dengan baik, organism akan berkembang menjadi individu yang abnormal, baik fisik ataupun psikis.
Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang yang disebut tali pusar. Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari makanan dan oksigen dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya berfungsi untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan pembuangan dari bayi ke placenta. Jika kita mengikuti perkembangan embrio, kita akan menemukan setelah empat minggu, proses differensiasi mulai terjadi dimana sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu yang lebih besar.
c. Tahap Janin
Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang menjadi janin sudah memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan sebagainya) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin memanjang dan system organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal ini akan terus berlangsung hingga organisme itu matang dan siap untuk dilahirkan.
Periode Janin (akhir bulan kedua perhitungan menurut bulan sampai lahir)[9]
·                    Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa maupun perubahan aktual, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak tampak bentuk-bentuk baru pada saat ini.
·                    Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat mulai berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas.
·                    Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti posisi di dalam tubuh dewasa.
·                    Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama bulan-bulan kedua, ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berlangsung atau tidak, bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu, seperti kekurangan gizi yang sebaliknya mempengaruhi perkembangan sel saraf terutama dalam bulan-bulan terakhir periode prenatal.
·                    Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas dan dua puluh. Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan di mana gerakan mulai berkembang karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak janin pada saat janin mengambil posisi kepala di bawah di daerah pinggul dalam persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini berlainan macamnya, yaitu menggelinding dan menendang, gerak pendek atau cepat.
·                    Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum waktunya.
·                    Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.

4.      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode berikutnya selama periode prenatal ini rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangn janin. Pada umumnya, Kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan tetapi hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar.
Sebagian besar proses pertumbuhan ibu sangat bargantung pada kondisi internal ibu baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab ibu dan janin merupakan satu uniza organik yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin di penuhi melalui proses fisiologis yang sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal:
a.      Makanan
Ibu yang mengandung harus makan makanan yang sehat, yang banyak mengandung vitamin-vitamin serta sedapat mungkin ditambah dengan vitamin-vitamin khusus diluar makanan sehari-hari. Kekurangan vitamin-vitamin dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan mental atau keabnormalan fisik, seperti tulang-tulang lemah, timbul penyakit kulit, kelemahan jasmaniah pada umumnya, ketidak tenangan, dan sebagainya.


b.     Penyakit/ Kesehatan ibu
Penyakit itu kadang-kadang dapat mempengaruhi fetus, akan tetapi kadang-kadang ibu-ibu yang mempunyai penyakit tertentu dapat juga melahirkan bayi-bayi yang sehat dan normal.
c.      Alkohol
Ibu-ibu yang sering minum minuman keras, kerapkali melahirkan bayi-bayi yang kurang sehat fisik maupun mental.
d.     Tembakau
Nikotin yang terdapat dalam tembakau yang diisap oleh ibu pada waktu merokok, menyebabkan gangguan-gangguan dalam tekanan darah dan jalannya jantung ibu. Jadi dengan merokok akan mempengaruhi jantung bayi secara tidak baik.
e.      Pengalaman-pengalaman emosional ibu
Ibu pada waktu mengandung mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan baginya, akan melahirkan bayi-bayi yang tidak tenang, sering menangis, sukar tidur dan sebagainya. Oleh karena itu, harus diusahakan agar supaya di waktu mengandung suasana hati ibu selalu senang dan gembira.[10]
Sedangkan para ahli psikologi perkembangan yang membahas mengenai perkembangan manusia selalu mengkaitkan istilah nature dan nurture. Dimana setiap perkembangan manusia dipengaruhi oleh interaksi dari kedua hal tersebut.
Konsep nature muncul dipengaruhi oleh aliran filsafat barat yang dikemukakan oleh Jean Jacquess Rousseau. Ia menyatakan bahwa faktor-faktor alamiah mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Istilah nature mengandung pengertian faktor-faktor alamiah yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis dan herediter. Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Bukan hanya yang bersifat fisiologis seperti: berat badan, tinggi badan , warna kulit, rambut, jenis penyakit, akan tetapi juga karakteritik psikologis yang menyangkut tipe, kepribadian, kecerdasan, bakat, kreativitas, dan lain-lain.
Sedangkan konsep nurture dipengaruhi oleh aliran filsafat empirisme yang dikemukakan oleh Jhon Locke. Melalui teori tabula rasa, Locke mengatakan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci, bagaikan kertas putih yang masih bersih, ia percaya bahwa baik dan buruknya perkembangan hidup manusia tidak dilepaskan  dari pengaruh lingkungannya. Konsep nurture merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan eksternal, seperti: pola asuh, pendidikan, sosial budaya, media masa, status sosial ekonomi, agama, dan sebagainya. Seorang individu akan berkembang menjadi orang dewasa yang baik, mandiri, cerdas, dan bertanggung jawab, apabila ia berada dalam lingkungan hidup yang mendukung perkembangan tersebut. Lingkungan hidup yang buruk akan menyebabkan individu berkembang menjadi seorang pribadi yang tidak baik, bodoh, jahat, dan sebagainya.
(a). Genetis
Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan). Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik.
Para ahli Psikologi perkembangan[11] mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai berikut :

                i.     Sifat- sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.
              ii.     Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas
            iii.     Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektifyang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang.
Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya, kepribadian dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.
Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.
Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas, yaitu:
ü Jenis kelamin pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, pria mulai pada umur 12 tahun.
ü Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.
ü Keluarga tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.
ü Umur kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.
(b). Lingkungan
Lingkungan memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau negatif pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk perkembangan individu.
Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agenlingkungan lain yang dapat membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.
Karena itu, para ahli psikologis maupun medis berusaha keras untuk mengatasi dan membantu perawatan pada wanita hamil. Hal ini pun tak lepas dari peran dan tanggung jawab dari calon ayah dan calon ibu untuk bekerja sama menjaga kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat secara fisiologis maupun psikologis.
(c). Interaksionisme antara Genetis dan Lingkungan
Untuk mencari titik temu perbedaan yang mencolok dari dua pandangan diatas, maka para ahli kemudian memadukan keduanya, sehingga terjadilah interaksi. Perpaduan antara faktor genetis dan faktor lingkungan menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau hanya mengadalkan salah satu faktor saja. Karena itu, keduanya harus digabungkan untuk mengupayakan maksimalisasi perkembangan seseorang. Faktor genetis harus ditopang dengan faktor lingkungan dan faktor lingkungan harus memperoleh dukungan faktor genetis, sehingga memungkinkan perkembangan yang baik dan normal baik fisiologis maupun psikologis.




C.      PENUTUP
a.      Kesimpulan
Keberlangsungan masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan manusia. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara sperma dan sel telur (ovum) yang akan menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian berkembang menjadi organism atau janin (embrio) sebagai calon manusia yang dikenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, masa prenatal berlangsung sekitar sembilan bulan atau 266 hari dan berakhir    
Pada saat bayi dilahirkan, variasi individual memang sering terjadi, ada yang lahir lebih awal (premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late mature), tergantung pada kondisinya masing-masing.
Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan pada masa prenatal, yaitu faktor pembawaan (heredity) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan, dan faktor waktu (time) yang merupakan saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).
Masa prenatal merupakan masa yang harus mendapat perhatian serius, karena apapun yang terjadi pada masa ini, baik positif maupun negative, akan berpengaruh pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Setiap kondisi yang tidak baik akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Oleh sebab itu, berbagai cara dan upaya dilakukan oleh para ahli psikologi perkembangan dan para ahli medis agar proses pertumbuhan dan perkembangan masa kehamilan berjalan dengan baik dan lancar. Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa adanya kerjasama dari calon ayah dan calon ibu.




Daftar Rujukan

Desmita dan Samsunuwiyati. 2006. Psikologi Perkembangan, Bandung:PT Remaja  Rosdakarya
Elizabeth B. Hurlock, 1980, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang  Kehidupan, Jakarta:PT Erlangga
Elizabeth B. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupa., Jakarta: PT Erlangga.
Kusmaedi, N.dkk. (2008). Modul Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.
Makmur, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mar’at, Samsunuwiyati dan Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja  Posdakarya.
Monks, Knoers, A.M.P & Rahayu, S.R. (1992). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dengan Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya:Usaha Nasional.
Suryo. (1990). Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.








[1]   Drs.Soesilowindradini, MA., Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya, Usaha Nasional, hal. 39 
[2] Prof Dr.Hj. Samsunuwiyati Mar’at, S.P.si., Desmita, Psikologi Perkembangan, 2006, Bandung, PT Remaja  Posdakarya, hal. 69
[3] Drs.Soesilowindradini, MA., Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya, Usaha Nasional, hal. 39-40
[4] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, 1980, Jakarta, PT Erlangga, hal. 28-29
[5] Prof Dr.Hj. Samsunuwiyati Mar’at, S.P.si., Desmita, Psikologi Perkembangan, 2006, Bandung, PT Remaja  Posdakarya, hal. 69-71 
[6] Drs.Soesilowindradini, MA., Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya, Usaha Nasional, hal. 42
[7] Prof Dr.Hj. Samsunuwiyati Mar’at, S.P.si., Desmita, Psikologi Perkembangan, 2006, Bandung, PT Remaja  Posdakarya, hal.71 
[8] Suryo, Genetika Manusia, (1990), Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

[9] Monks, Knoers, A.M.P & Rahayu, S.R., Psikologi Perkembangan: Pengantar Dengan Berbagai Bagiannya, (1992), Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

[10] Dra. Soesilowindradini. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), (Surabaya: Usaha Nasional). Hlm. 51
[11] (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar