BAB III
Periode
Pranatal
(sebelum
lahir atau masa dalam kandungan)
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Setiap
manusia, sebagai individu yang normal, akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umunya,
manusia akan selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar
kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi
seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Papalia,
Olds, dan Feldman (1998; 2004) membagi perkembangan manusia menjadi Sembilan
tahap, yakni: masa prenatal, bayi dibawah tiga tahun (toddler),
anak-anak awal (early childhood), anak-anak tengah (middle childhood),
anak-anak akhir (late childhood), remaja (adolescence), dewasa
muda (young adulthood), dewasa tengah (middle adulthood), dan
dewasa akhir (late adulthood).
Tahapan
perkembangan yang dibahas dalam makalah ini adalah tahapan perkembangan masa
prenatal, yaitu tahap perkembangan sebelum kelahiran sewaktu manusia berada
didalam kandungan ibu. Masa prenatal ditandai dengan pembentukan sistem
jaringan dan struktur organ-organ fisik. Proses pertumbuhan dan perkembangannya
dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara spermatozoa dengan
sel telur yang akan menjadi calon manusia dan berkahir pada saat bayi
dilahirkan. Masa ini berlangsung antara 180 sampai 344 hari lamanya.
Masa
prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan
manusia. Para ahli menyebutnya sebagai masa perubahan evolusi janin dalam
kandungan. Kondisi janin dalam kandunga sangat rentan terhadap pengaruh
lingkungan hidupnya, yakni seberapa jauh ibunya memiliki taraf kesehatan,
kebiasaan, dan perilaku yang baik atau tidak. Hal ini penting untuk
diperhatikan, karena akan berpengaruh pada perkembangan janin dan berpengaruh
pula pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya.
Karena
hal tersebut di atas, maka kami merasa tertarik untuk mengkaji dan membahasnya
secara lebih luas dalam makalah ini.
2.
Rumusan Masalah
a. Apa arti dari masa
prenatal?
b. Bagaimana konsepsi awal
kehidupan?
c. Bagaimana perkembangan
periode prenatal?
d. Apa sajakah faktor yang
mempengaruhi periode prenatal?
3.
Tujuan Masalah
a. Mampu mengetahui arti masa
prenatal
b. Mampu mengetahui dan
memahami konsepsi awal kehidupan
c. Mampu mengetahui dan
memahami perkembangan periode prenatal
d. Mampu mengetahui faktor
yang mempengaruhi periode prenatal
B.
PEMBAHASAN
1.
Arti Masa Prenatal
Periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan
manusia ini yang dinamakan masa prenatal, dimulai pada waktu konsepsi, yaitu
pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu pembuahan.[1]
Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender ditambah sepuluh hari
atau sekitar 280 hari sebelum lahir.[2]
Walau masa prenatal ini relative pendek, akan tetapi penting
karena 4 hal, yaitu:
a. Segala sesuatu yang
didapatkan dari warisan, yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya,
ditetapkan pada masa ini.
b. Keadaan-keadaan yang
menguntungan di dalam badan ibu dapat memelihara perkembangan dari
potensi-potensi yang didapatkan dari warisan, sedangkan keadaan-keadaan yang
kurang baik dapat menghambat ataupun merubah pola perkembangan yang akan
datang.
c. Apabila dibandingkan dengan
keadaan di dalam periode-periode, perkembangan yang lain, maka di dalam masa
ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak dari pada di dalam
peroiode-periode perkembangan lainnya di seluruh kehidupan manusia.
d. Waktu ini adalah waktu di
mana orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang, menentukan sikap
terhadapnya, jelasnya orang tua menentukan sikapnya terhadap bayi yang akan
datang. Sikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap cara-cara mereka
akan menghadapi dia, terutama dalam-tahun-tahun pembentukan dirinya, ialah
tahun-tahun pertama dalam kehidupannya, dan cara-cara tersebut sangat
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.[3]
e. Periode prenatal marupakan
masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis. Meakipun
tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang paling berbahaya
dalam seluruh rentang kehidupan. Banyak yang percaya bahwa masa anak-anak lebih
berbahaya, tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa dimana bahaya-bahaya
lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola
perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan.
f. Periode prenatal merupakan
saat di mana orang-orang yang berkepentigan membentuk sikap-sikap pada diri
individu yang baru di ciptakan. Sikap-sikap ini akan sangat mempengaruhi cara
bagaimana individu-individu ini diperlakukan, terutama taun-tahun pertama
pebentukan kepribadiannya. Kalau sikap-sikap ini sangat bersifat emosional, maka hal ini dapat dan
seringkali merusak keseimbangan ibu, dan dengan demikian menganggu
kondisi-kondisi di dalam tubuh ibu yang sangat penting bagi perkembangan normal
dari individu yang baru diciptakan.[4]
Hal ini seorang ibu sudah
mampu memberikan pelajaran terhadap calon bayi untuk tahap-tahap
perkembangannya dalam kandungan sehingga pendidikannya berlangsung didalam
kandungan akan memberikan manfaat yang besar bagi calon bayi ketika ia kelak
dilahirkan. Etika dalam islam menganjurkan seorang ibu untuk senantiasa
mendekatkan diri kepada-Nya seraya berdoa memohon agar kelak bayinya mampu
menjadi seorang manusia yang bermanfaat dalam kehidupan, kaitannya dengan hal
ini, Al Quran mengajarkan kepada seorang ibu untuk berdoa sesuai dengan firman
Allah dalam surat Al-Furqaan ayat 74 :
Yang artinya : “Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan
kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Begitu pula dijelaskan dalam surat As-Shaffat
ayat 100 :
Artinya : “Ya Tuhanku, anugrahkanlah
kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.”
2.
Konsepsi Awal Kehidupan
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita
dibuahi oleh seperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu.
Dilihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan perkembangan manusia
yang paling singkat, tetapi justru pada masa inilah dipandang terjadi
perkembangan yang sangan cepat dalam diri individu.
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh
para ahli psikologi (Barat), perkembangan individu pada masa prenatal ini
kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung diabaikan. Pada masa-masa awal ini
penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi (Barat) cenderung
dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal
ini adalah karena mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam
rahim ibu sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya memberi sedikit
sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran
bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat
memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini
penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola
perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Karena itu, prenatal
ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi
juga merupakan periode yang sangat menentukan.
Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan
psikolog Barat terhadap perkembangan individu pada masa prenatal ini, psikolog
Timur terutama psikolog Islam telah lebih dulu menempatkan masa prenatal ini
sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa ayat al-Qur’an dan Hadis
yang menjadi landasan utama bagi psikolog Islam, telah memberikan sejumlah
informasi tentang telah dimulainya kehidupan manusia sejak janin berada dalam
kandungan ibunya. Dalam sejumlah al-Qur’an dan Hadis secara tidak langsung juga
disebutkan bahwa selama masa prenatal ini, individu tidak hanya mengalami
perkembangan fisik melainkan sekaligus mengalami perkembangan psikologis.
Dewasa ini, para ahli psikologi perkembangan menyakini bahwa
kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur
wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum)
dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot, yang dalam psikologi Islam
disebut nuthfah, yaitu air mani
(sperma) yang keluar dari sulbi (tulang
belakang) laki-laki lalu bersarang di rahim perempuan.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel
perkembangbiakan, yang disebut “sel benih”
(germ cell). Sel-sel ini mengandung
46 kromosom, yang diperoleh dari sperma ayah dan ovum ibu, yang dibentuk
menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang kromosom terdiri dari satu kromosom
pihak ayah dan satu kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini
mempunyai bentuk dan ukuran yang jelas.
Dalam pembuahan normal, ovum berada dalam salah satu tabung
falopi ketika bergerak dari satu ovarium ke rahim. Sebagai hasil hubungan
kelamin, spermatozoa pria dalam jumlah besar diletakkan dalam ulut rahim dan
bergerak menuju tabung falopi. Mereka ditarik ke dalam ovum oleh gaya hormonal
yang kuat. Setelah satu sel sperma memasuki ovum, permukaan ovum seketika
berubah, sehingga tidak ada sperma lain yang dapat memasukinya. Bila satu
sperma menembus dinding ovum, maka inti sel saling mendekat. Membrane yang
mengelilingi masing-masing pecah, dan kedua inti bersatu.[5]
Pembuahan saat ovum berada di dalam tuba falopi tersebut
dinamai dengan fertilasi. Ada 3 hal
penting, yang berhubungan dengan fertilasi, yaitu:
1. Pada ovum dibuahi oleh
spermatozoa, sifat-sifat warisan dari individu yang baru ditentukan.
2. Pada waktu ini juga jenis
kelamin ditentukan.
3. Apakah individu yang akan
terjadi merupakan individu yang tunggal atau akan terjadi beberapa individu
tergantung daripada kejadian-kejadian pada waktu adanya fertilasi. Dan
kadang-kadang terjadi anak kembar.[6]
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan
sel-sel telur (ovum) wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energy
kehidupan, yang dalam psikologi Islam disebut “hayat”. Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia mampu
menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada giliranya menghasilkan benih
manusia (embrio). Kemudian karena
adanya daya hidup ini pulalah yang membuat janin dalam kandungan dapat hidup
dan berkembang, hingga lahir menjadi individu baru.
Semua ini memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa
perkembangan dan kehidupan manusia dimulai dari masa prenatal, yakni sejak
terjadinya pembuahan sel telur (ovum) wanita oleh sel sperma laki-laki dan
terbentuknya zigot.[7]
3. Periode-Periode
Perkembangan Pranatal
Periode pranatal berlansung selama sepuluh bulan berdasarkan
perhitungan bulan yang masing-masing panjangnya dua puluh delapan hari atau
Sembilan bulan kalender. Tetapi periode ini dapat dan memang berbeda-beda
panjangnya, berkisar dari 180 sampai 344 hari. Bayi-bayi yang dilahirkan
sebelum waktunya kira-kira tiga kali lebih banyak daripada bayi-bayi yang
dilahirkan melebihi waktunya.
Meredith
melaporkan bahwa panjang rata-rata periode pranatal mencakup 38 minggu atau 266
hari. Namun 70 % bayi berkisar antara 36 sampai 40 minggu (252 sampai 280 hari)
dan 98 % berkisar dari 34 sampai 42 minggu (238 sampai 294 hari).
Karena
perkembangan sebelum kelahiran berjalan teratur dan dapat diramalkan, maka ada
kemungkinan untuk memberi jadwal waktu dari proses perkembangan yang penting
selama periode ini. Periode prenatal biasanya dibagi dalam tiga tahap perode
zigot, embrio, dan janin masing-masing mempunyai panjang waktu yang dapat
diramalkan dan ditandai dengan perkembangan khusus[8].
Kalau
terjadi hambatan yang mencegah terjadinya perkembangan menurut waktu yang
tepat, individu akan mengalami cacat yang menganggu selama hidupnya. Para
ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi tiga tahap,
yaitu:
a.
Tahap
Germinal
Tahap
germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses ini
dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses
pembuahan yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan
perempuan. Pada tahap ini zygote terbentuk, kemudian bergerak ke bawah tubafalopi
menuju rahim. Zygote ini merupakan sel tunggal yang kemudian akan
mengalami perkembangbiakan menjadi dua sel identik. Sel-sel tersebut terus
berkembang menjadi jutaan sel. Proses perkembangan zygote di dalam rahim
ini disebut blastosyst. Bagian luar blastosyst akan menjadi
plasenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.
Pada
minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan berkembang
menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc), yaitu:
(a) ectoderm, lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b)
endoderm, lapisan paling dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti
sistem pernafasan, sistem pencernaan, pancreas atau organ internal lainnya, (c)
mesoderm, lapisantengah yang berfungsi untuk memisahkan antara kulit dalam,
otot-otot, tulang, sistem sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).
Zigote
yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada dinding rahim.
Proses menempel atau melekatnya zigot pada dinding rahim setelah masa konsepsi
dinamakan implantasi.
b.
Tahap Embrio
Tahap
embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim.
Dalam tahap ini, system dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Masa ini dianggap sebagai masa yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu
berkembang pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik. Bila organism
memperoleh perawatan intensif, maka ia akan berkembang menjadi individu yang
normal, sehat fisik maupun psikis. Sebaliknya bila kurang memperoleh perhatian
dengan baik, organism akan berkembang menjadi individu yang abnormal, baik
fisik ataupun psikis.
Diantara
placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang yang disebut
tali pusar. Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah yang
berisi sari makanan dan oksigen dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya
berfungsi untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan
pembuangan dari bayi ke placenta. Jika kita mengikuti perkembangan embrio, kita
akan menemukan setelah empat minggu, proses differensiasi mulai terjadi dimana
sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu
yang lebih besar.
c.
Tahap Janin
Masa
ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang menjadi
janin sudah memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan
sebagainya) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap.
Janin makin memanjang dan system organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal
ini akan terus berlangsung hingga organisme itu matang dan siap untuk
dilahirkan.
Periode Janin (akhir bulan kedua
perhitungan menurut bulan sampai lahir)[9]
·
Terjadi
perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa
maupun perubahan aktual, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak tampak
bentuk-bentuk baru pada saat ini.
·
Pada
akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat mulai
berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas.
·
Pada
akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti
posisi di dalam tubuh dewasa.
·
Sel-sel
saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama
bulan-bulan kedua, ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan
terus berlangsung atau tidak, bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu,
seperti kekurangan gizi yang sebaliknya mempengaruhi perkembangan sel saraf
terutama dalam bulan-bulan terakhir periode prenatal.
·
Biasanya
gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas dan dua
puluh. Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan di mana gerakan
mulai berkembang karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak janin
pada saat janin mengambil posisi kepala di bawah di daerah pinggul dalam
persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini berlainan macamnya, yaitu
menggelinding dan menendang, gerak pendek atau cepat.
·
Pada
akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir
sebelum waktunya.
·
Pada
akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih
kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.
4.
Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat
penting dan menentukan perkembangan individu pada periode berikutnya selama
periode prenatal ini rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan
perkembangn janin. Pada umumnya, Kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin
dan terlindung dari setiap gangguan tetapi hal ini tidak berarti bahwa janin
tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar.
Sebagian besar proses
pertumbuhan ibu sangat bargantung pada kondisi internal ibu baik kondisi fisik
maupun psikisnya. Sebab ibu dan janin merupakan satu uniza organik yang
tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin di penuhi melalui proses fisiologis yang
sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal:
a.
Makanan
Ibu yang mengandung
harus makan makanan yang sehat, yang banyak mengandung vitamin-vitamin serta
sedapat mungkin ditambah dengan vitamin-vitamin khusus diluar makanan
sehari-hari. Kekurangan vitamin-vitamin dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan
mental atau keabnormalan fisik, seperti tulang-tulang lemah, timbul penyakit
kulit, kelemahan jasmaniah pada umumnya, ketidak tenangan, dan sebagainya.
b.
Penyakit/ Kesehatan ibu
Penyakit itu
kadang-kadang dapat mempengaruhi fetus, akan tetapi kadang-kadang ibu-ibu yang
mempunyai penyakit tertentu dapat juga melahirkan bayi-bayi yang sehat dan
normal.
c.
Alkohol
Ibu-ibu yang sering
minum minuman keras, kerapkali melahirkan bayi-bayi yang kurang sehat fisik
maupun mental.
d.
Tembakau
Nikotin yang terdapat
dalam tembakau yang diisap oleh ibu pada waktu merokok, menyebabkan
gangguan-gangguan dalam tekanan darah dan jalannya jantung ibu. Jadi dengan
merokok akan mempengaruhi jantung bayi secara tidak baik.
e.
Pengalaman-pengalaman
emosional ibu
Ibu pada waktu
mengandung mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan baginya, akan melahirkan
bayi-bayi yang tidak tenang, sering menangis, sukar tidur dan sebagainya. Oleh
karena itu, harus diusahakan agar supaya di waktu mengandung suasana hati ibu
selalu senang dan gembira.[10]
Sedangkan para ahli psikologi
perkembangan yang membahas mengenai perkembangan manusia selalu mengkaitkan
istilah nature dan nurture. Dimana setiap perkembangan manusia
dipengaruhi oleh interaksi dari kedua hal tersebut.
Konsep nature muncul
dipengaruhi oleh aliran filsafat barat yang dikemukakan oleh Jean Jacquess
Rousseau. Ia menyatakan bahwa faktor-faktor alamiah mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia. Istilah nature mengandung pengertian
faktor-faktor alamiah yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama
keturunan, genetis dan herediter. Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh
faktor keturunan. Sifat-sifat, maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua
akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Bukan hanya yang
bersifat fisiologis seperti: berat badan, tinggi badan , warna kulit, rambut,
jenis penyakit, akan tetapi juga karakteritik psikologis yang menyangkut tipe,
kepribadian, kecerdasan, bakat, kreativitas, dan lain-lain.
Sedangkan konsep nurture
dipengaruhi oleh aliran filsafat empirisme yang dikemukakan oleh Jhon Locke.
Melalui teori tabula rasa, Locke mengatakan bahwa manusia dilahirkan dalam
keadaan suci, bagaikan kertas putih yang masih bersih, ia percaya bahwa baik
dan buruknya perkembangan hidup manusia tidak dilepaskan dari pengaruh
lingkungannya. Konsep nurture merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan
lingkungan eksternal, seperti: pola asuh, pendidikan, sosial budaya, media
masa, status sosial ekonomi, agama, dan sebagainya. Seorang individu akan
berkembang menjadi orang dewasa yang baik, mandiri, cerdas, dan bertanggung
jawab, apabila ia berada dalam lingkungan hidup yang mendukung perkembangan
tersebut. Lingkungan hidup yang buruk akan menyebabkan individu berkembang
menjadi seorang pribadi yang tidak baik, bodoh, jahat, dan sebagainya.
(a). Genetis
Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam
sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang,
tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika
(keturunan). Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau
herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis
cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki
karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat
pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami
gangguan atau penyimpangan secara fisik.
Para ahli Psikologi perkembangan[11] mengakui
bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur
genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai berikut :
i. Sifat- sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara
genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya.
Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki
suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai
resiko terserang penyakit yang sama.
ii. Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat
menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya
sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun.
Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J.
Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang
cerdas
iii. Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari
aspek fisiologis, kognitif maupun afektifyang membantu pola prilaku individu
dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Sebagai organisasi
yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran,
sikap, dan perilaku seseorang.
Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan
lingkungan hidupnya, kepribadian dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang
dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli
psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal ataupun
abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.
Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur
yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu.
Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang
membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter.
Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dan
dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa
beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena
gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental
masih merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat
disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap
organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli
psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi
inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.
Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut,
kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan
dengan hereditas, yaitu:
ü
Jenis kelamin pada umur tertentu pria dan
wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani
dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita
menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, pria
mulai pada umur 12 tahun.
ü
Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi
disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan
ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang
Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.
ü
Keluarga tidak jarang dijumpai dalam suatu
keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.
ü
Umur kecepatan tumbuh yang paling besar
ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.
(b). Lingkungan
Lingkungan memiliki peran yang besar bagi
perubahan yang positif atau negatif pada individu. Lingkungan yang baik tentu
akan membawa pengaruh positif bagi individu, sebaliknya lingkungan yang kurang
baik akan cenderung memperburuk perkembangan individu.
Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner
menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis
dari yang terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat
pada periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota
tubuh memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat
menyebabkan keguguran, namun juga ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung.
Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor eksternal atau lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen
eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen adalah segala
virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agenlingkungan lain yang dapat
membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik,
kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain teratogen, kondisi
emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.
Karena itu, para ahli psikologis maupun medis
berusaha keras untuk mengatasi dan membantu perawatan pada wanita hamil. Hal
ini pun tak lepas dari peran dan tanggung jawab dari calon ayah dan calon ibu
untuk bekerja sama menjaga kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
sehat secara fisiologis maupun psikologis.
(c). Interaksionisme antara Genetis dan
Lingkungan
Untuk mencari titik temu perbedaan yang
mencolok dari dua pandangan diatas, maka para ahli kemudian memadukan keduanya,
sehingga terjadilah interaksi. Perpaduan antara faktor genetis dan faktor
lingkungan menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau
hanya mengadalkan salah satu faktor saja. Karena itu, keduanya harus
digabungkan untuk mengupayakan maksimalisasi perkembangan seseorang. Faktor
genetis harus ditopang dengan faktor lingkungan dan faktor lingkungan harus
memperoleh dukungan faktor genetis, sehingga memungkinkan perkembangan yang
baik dan normal baik fisiologis maupun psikologis.
C.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Keberlangsungan masa
prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan
manusia. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya
konsepsi, yakni pertemuan antara sperma dan sel telur (ovum) yang akan
menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian berkembang menjadi
organism atau janin (embrio) sebagai calon manusia yang dikenal sebagai
fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, masa prenatal berlangsung sekitar
sembilan bulan atau 266 hari dan berakhir
Pada
saat bayi dilahirkan, variasi individual memang sering terjadi, ada yang lahir
lebih awal (premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih
lambat (late mature), tergantung pada kondisinya masing-masing.
Ada
tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan pada masa prenatal,
yaitu faktor pembawaan (heredity) yang merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan, dan faktor waktu (time)
yang merupakan saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).
Masa
prenatal merupakan masa yang harus mendapat perhatian serius, karena apapun
yang terjadi pada masa ini, baik positif maupun negative, akan berpengaruh pada
tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Setiap kondisi yang tidak baik akan
membawa dampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari.
Oleh sebab itu, berbagai cara dan upaya dilakukan oleh para ahli psikologi
perkembangan dan para ahli medis agar proses pertumbuhan dan perkembangan masa
kehamilan berjalan dengan baik dan lancar. Namun, upaya ini tidak akan maksimal
tanpa adanya kerjasama dari calon ayah dan calon ibu.
Daftar
Rujukan
Desmita dan
Samsunuwiyati. 2006. Psikologi
Perkembangan, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya
Elizabeth
B. Hurlock, 1980, Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Jakarta:PT Erlangga
Elizabeth B. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupa., Jakarta: PT Erlangga.
Kusmaedi,
N.dkk. (2008). Modul Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
UPI Press.
Makmur,
A.S. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mar’at,
Samsunuwiyati dan Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Posdakarya.
Monks,
Knoers, A.M.P & Rahayu, S.R. (1992). Psikologi Perkembangan: Pengantar
Dengan Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Papalia dkk, 1998; Santrock,
1999; Helms & Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya:Usaha
Nasional.
Suryo.
(1990). Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
[1] Drs.Soesilowindradini, MA., Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya, Usaha Nasional, hal. 39
[2] Prof Dr.Hj. Samsunuwiyati Mar’at, S.P.si., Desmita, Psikologi Perkembangan, 2006, Bandung, PT Remaja Posdakarya, hal. 69
[3] Drs.Soesilowindradini, MA., Psikologi
Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya,
Usaha Nasional, hal. 39-40
[4] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, 1980, Jakarta,
PT Erlangga, hal. 28-29
[5] Prof Dr.Hj. Samsunuwiyati Mar’at, S.P.si., Desmita, Psikologi Perkembangan, 2006, Bandung, PT Remaja Posdakarya, hal. 69-71
[6] Drs.Soesilowindradini, MA., Psikologi
Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya,
Usaha Nasional, hal. 42
[7] Prof Dr.Hj. Samsunuwiyati Mar’at, S.P.si., Desmita, Psikologi Perkembangan, 2006, Bandung, PT Remaja Posdakarya, hal.71
[9] Monks,
Knoers, A.M.P & Rahayu, S.R., Psikologi Perkembangan: Pengantar Dengan
Berbagai Bagiannya, (1992), Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
[10] Dra. Soesilowindradini. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), (Surabaya:
Usaha Nasional). Hlm. 51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar