Kamis, 18 April 2013

METODOLOGI PENDIDIKAN KUANTITAF



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Hipotesis seperti yang kita ketahui pada mata kuliah kemarin (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi dalam taraf ini mahasiswa cukup membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang diajukan dalam bab sebelumnya dan merumuskannya dalam bentuk statmen (pernyataan). 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian Hipotesis penelitian?
2.      Bagamaimana cara merumuskan hipotesis penelitian?
3.      Apa macam-macam hipotesis penelitian?
4.      Bagaimana pengembangan bentuk hipotesis penelitian?
5.      Apa sajakah fungsi hipotesis penelitian?
6.      Hubungan teori dan hipotesis penelitian?
7.      Apa saja kesalahan yang menyebabkan dalam hipotesis penelitian?


C.      Tujuan

1.      Mengetahui arti dari hipotesis penelitian
2.      Dapat mengerti rumusan hipotesis penelitian
3.      Mengetahui macam-hipotesis penelitian
4.      Paham akan bentuk hipotesis penelitian
5.      Mengerti fungsi-fungsi hipotesis
6.      Dapat memahami hubungan teori dan hipotesis penelitian
7.      Mengetahui kesalahan yang terjadi dalam penulisan hipotesis penelitian















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Hipotesis Penelitian
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semenatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel[1].
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA”  yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila  peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-datadata yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.


Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni [2] :
1.      Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2.      Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain [3] :
1.      Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan variabel akibat.
2.      Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada ,memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3.      Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan , maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.


G.E.R brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
1.      Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
2.      Penelitian tentang perbedaan
3.      Penelitian hubungan.

B.     Merumuskan Hipotesis Penelitian

Dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan, dengan beberapa pertimbangan:
1)           Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang vukup dalam kaitannya dengan permasalahan.
2)           Hipotesis yang baik dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan dan proses interpretasinya, sebab dalam hal perumusan hipotesis yang baik sudah tentu memiliki tujuan penting :
a.       Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan memungkinkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
b.      Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antar variable yang dapat dibuktikan atau diuji kebenarannya.
c.       Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
d.      Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan penelitian yang sedang dilakukan (Sukardi, 2004)

C.      Macam-macam Hipotesis Penelitian

1)     Hipotesis null atau nihil, adalah hipotesis yang mengandung pernyataan negatif yakni menyatakan tidak adanya hubungan, tidak adanya hubungan, tidak adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
2)     Hipotesis kerja atau hipotesis alternative adalah hipotesis yang mengandung pernyataan positif yakni menyatakan adanya hubungan, adanya pengaruh antara variable yang satu  terhadap variabel yang lain. Di samping itu juga dibedakan adanya hipotesis penelitian sebagai berikut :
1.            Hipotesis mayor atau hipotesis induk, ini adalah sumber dari pada anak hipotesis minor. Hakikat dari hipotesis minor itu dijabarkan dari hipotesisi mayor.
2.            Hipotesis nihil atau null hipotesis, yakni hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan atau tidak adanya perbedaan antara dua masalah atau lebih, atau hipotesis nihil adalah hipotesis yang akan dibuktikan atau diuji.
3.            Hipotesis statistik, adalah suatu proposisi yang meramalkan situasi atau keadaan atau fenomena dari populasi statistik. Untuk penggunaan hipotesis statistika dalam penelitian banyak jenis ragamnya :
a.          Hipotesis riset, dimana hipotesis ini sering muncul dan digunakan oleh peneliti untuk mendampingi hipotesis nihil. Hipotesis riset merupakan penggambaran terhadap ide yang ada dalam benak pikiran peneliti yang dikembangkan dari hasil kajian teoritis.
b.          Hipotesis Alternatif , diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah diperoleh dari hasil kajian teoritis.
c.          Hipotesis Penyearah,

D.           Mengembangkan Bentuk Hipotesis penelitian

Agar fungsi hipotesis sebagai petunjuk dalam analisis data dapat dicapai dengan baik, peneliti harus dapat memformulasikan hipotesis tersebut secara jelas.Untuk mencapai hal itu, ada beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap peneliti tatkala mereka mengembangkan hipotesis. Hal-hal yang dimaksud antara lain :
1)           Hipotesis harus dapat merefleksikan inti dari pada studi yang sedang dilakukan. Sebab hipotesis yang baik adalah hipotesis yang menyatakan variabel pokok yang ingin diteliti.
2)           Hipotesis sebaiknya dinyatakan atau ditulis secara tegas dan hanya mempunyai satu pengertian terhadap variabel yang akan diungkap untuk kemudian diuji.
3)           Rangkaian variabel yang hendak dinyatakan harus dapat diuji dengan informasi atau data yang dikumpulkan di lapangan.
4)           Satu pernyataan hipotesis nihil harus diuji dengan satu testing statistic.

E.      Menerima dan Menolak Hipotesis penelitian

Hasil uji hipotesis pada analisis statistika biasanya akan selalu jatuh pada dua kemungkinan yaitu menolak atau menerima. Suatu uji hipotesis ditolak jika dari uji statistika yang dilakukan peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan peneliti ditolak pada derajat signifikan tertentu. Hasil uji statistika ini dengan kata lain dapat diartikan bahwa perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan , tetapi memang didukung dengan data yang ada di lapangan. Interpretasi uji hipotesis dapat pula diartikan dengan melihat sisi lain yang diajukan peneliti, yaitu hipotesis pendamping.
Suatu hipotesis nihil dikatakan diterima, jika hipotesis nihil yang diturunkan dari hasil kesimpulan kajian teoritis diterima. Jika ternyata tes statistika menerima hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses hasil kajian pustaka hanyalah disebabkan oleh suatu kebetulan saja, atau adanya kesalahan yang tidak disengaja waktu mengambil data di lapangan. Atau dari hasil uji testing hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis riset yang telah di ajukan peneliti sebagai hipotesis pendamping, tidak diterima atau tidak didukung oleh informasi yang ada.

F.      Fungsi hipotesis dalam Penelitian

Hipotesis penelitian adalah merupakan konsklusi penelaahan teoritis terhadap permasalahan penelitian.Sedangkan teori adalah perangkat dari yang relative luas digunakan untuk memperjelaskan dan memperkirakan suatu kejadian.Fungsi hipotesis dalam penelitian salah satunya adalah untuk memungkinkan pengujian teori.Jadi suatu definisi alternatif tentang hipotesis adalah suatu pernyataan dari teori dalam bentuk yang bisa diuji.Dan semua pernyataan dan teori yang bisa diuji disebut hipotesis.
Fungsi hipotesis dalam penelitian :
1.         Memberikan pedoman, pengarahan pada kegiatan penelitian sekaligus sebagai alat pemecahan masalah.
2.         Membatasi data yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti, dan mengeliminier data yang belum dan tidak ada kaitannya dengan permasalahan penelitian.
3.         Menyadarkan peneliti akan keterbatasan indera manusia, terbatasnya pengukuran hasil ciptaan manusia terutama dalam merespon permasalahan penelitian yang cukup rumit.
4.         Mengurangi kesalahan, kesesatan dalam kegiatan pengumpulan data di lapangan.

G.     Hubungan teori dan Hipotesis Penelitian

Hipotesis sebenarnya adalah teori namun masih bersifat premature. Apabila teori lahir melalui proses induksi dari sejumlah data yang telah dikumpulkan peneliti, maka dari data yang sama dapat dideduksi secara logis suatu teori baru.
Kontribusi hipotesis terhadap teori adalah :
1.   Menemukan teori baru
2.   Menguji teori yang sudah ada
3.   Memeriksa fenomena sosial tertentu. (Emmy, 1979)


H.    Kesalahan dalam uji Hipotesis

Kesalahan dalam melakukan testing hipotesis erat kaitannya dengan prosedur yang diajukan peneliti dalam menguji hipotesis penelitian tersebut.Hipotesis penelitian merupakan rangkuman dan kesimpulan teoritis yang diperoleh dari hasil kajian pustaka.Sebab itu hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya (Saukah, 1993). Yang demikian perlu adanya pembuktian dengan prosedur pembuktian atau pengujian dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)        Merumuskan hipotesis penelitian atau hipotesis nihil secara jelas, konkret
2)        Menetapkan tekhnik statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis tersebut.
3)        Menetapkan taraf signifikasi atau besarnya alpha dan menetapkan daerah penolakan hipotesis penelitian.
4)        Menghitung data statistik dari sampel penelitian untuk menyatakan tidak menerima atau tidak menolak hipotesis penelitian.
5)        Menarik kesimpulan (Ghony, 1987)
Dalam menarik kesimpulan sebaiknya peneliti mempertimbangkan kriteria yang digunakan diantaranya :
1)        Jika statistik hitung (St hit) sama atau lebih besar daripada harga statistik dalam table (St tab) maka hipotesis penelitian atau hipotesis nihil tidak diterima, atau St hit St tab, yang berarti Ho tidak diterima.
2)        Jika statistik hitung lebih kecil daripada harga kritik statistik dalam table, maka hipotesis nihil tidak di tolak, atau St hit St tab, berarti Ho tidak ditolak.


























BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel[4].
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA”  yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Didalam menyusun suatu laporan nkarya tulis ilmiah terutama penelitioan kualitatif di dalamnya tidak akan terlepas dari yang namanya merumuskan hipotesis, tujuan, dan kegunnaan penelitian./ Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisiyang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, sedangkan  Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah. Dan  inti daripada kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasill penelitian anda. Kegunaan penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.

















DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh.,ph. D. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2003
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktika, Rineka Cipta, Jakarta: 1997
Furchon, Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982
Faiasl, Sanapioh. Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982
Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.
Ghony, Djunaidi M. 2005. Metodologi penelitian pendidikan. Malang, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri



[1] Moh.Nazir,ph. D. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2003, hal 151
[2] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktika, Rineka Cipta, Jakarta: 1997, hal. 72
[3] Ibid, hal. 73
[4] Moh.Nazir,ph. D. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2003, hal 151

Tidak ada komentar:

Posting Komentar