BAB VIII
“PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MASA
LANJUT USIA”
(usia 60-akhir hayat)
A. PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Masa
Lansia sering dimaknai sebagai masa kemunduran, terutama pada keberfungsian fungsi-fungsi
fisik dan psikologis. Selain itu penyebab kemunduran fisik ini merupakan suatu
perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tetapi karena proses
menua.[1]
Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab psikologis. Sikap tidak senang terhadap
diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan penghidupan pada umumnya dapat menuju
kepada keadaan uzur, karena terjadi perubahan pada lapisan otak, akibatnya,
orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin akan segera mati.
Masa
lansia bisa jadi juga disertai dengan berbagai penyakit yang menyerang dan
menggerogoti kehidupan lansia sekalipun tidak semua lansia adalah berpenyakit,
tapi kebanyakan lansia rentan terhadap penyakit-penyakit tertentu akibat
kondisi organ-organ tubuh yang telah Aus atau mengalami kemunduran juga fungsi
imun (kekebalan tubuh) yang juga menurun. Masalah-masalah lain seperti
kemundurun dari aspek sosial ekonomi. Secara ekonomi, lansia merupakan masa
pensiun, produktivitas menurun, otomatis penghasilan juga berkurang bahkan bisa
jadi nihil. Yang menyebabkan lansia menjadi tergantung atau mengaantungkan diri
pada orang lain seperti anak atau keluarga yang lain.
Kemunduran
dari segi sosial ditandai dengan kehilangan jabatan atau posisi tertentu dalam
sebuah organisasi atau masyarakat, yang telah menempatkan dirinya sebagi
individu dengan status terhormat, dihargai, memiliki pengaruh, dan didengarkan
pendapatnya. Sekalipun mengalami kemunduran pada beberapa aspek kehidupannya,
bukan berarti lansia tidak bisa menikmati kehidupannya. Lansia pasti memiliki
potensi yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang
bermanfaat dan menghibur.
Banyak
lansia yang masih potensial serta memiliki energi dan semangat untuk
berprestasi. Beberapa tokoh mencapai puncak prestasi dalam karirnya justru
ketika dia lansia, baik tokoh politisi, ilmuan, dosen, pengusaha, ulama,
seniman dll. Segala potensi yang dimiliki oleh lansia bisa dijaga, dipelihara,
dirawat dan dipertahankan bahkan diaktualisasikan untuk mencapai kualitas hidup
lansia yang optimal.
2. RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah pengertian
perkembangan?
2. Apakah pengertian lansia dan
ciri-cirinya?
3. Bagaimana perkembangan
lansia?
3. TUJUAN
1.
Mendiskripsikan
pengertian perkembangan.
2.
Mendiskripsikan
pengertian lansia dan cirri-cirinya.
3.
Mendiskripsikan
perkembangan lansia.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian
perkembangan
Perkembangan
adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat proses kematangan
dan pengalaman, perkembangan berarti perubahan kualitatif, berarti
perkembangan bukan sekedar perubahan
beberapa centimeter tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang
melainkan suatu proses integrasi dan banyak stuktur dan fungsi yang komplek.[2]
Dalam
proses perkembangan perubahan- perubahan prilaku menurut tingkat usia sebagai
masalah antisiden (gejala yang mendahului dan konsekensinya). Pada dasarnya ada
dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serampak
selama kehidupan, yaitu pertumbuhan dalam kemunduran keduanya mulai dari
kemunduran sampai dengan berakhir dengan kematian.
Dala
tahun-tahun pertama pertumbuhan berperan sekalipun perubahan-perubahan yang
bersifat kemunduran terjadi semenjak kehidupan janin pada bagian selanjutnya
kemunduran yang berperan sekalipun pertumbuhan tidak berhenti, rambut tumbuh
terus dan sel-sel terus berganti pada usia lanjut beberapa bagian tubuh dan
alam pikiran lebih banyak berubah dari pada yang lain.
Seringkali
pola perubahan itu mirip kurva berbentuk lonceng pada awalnya naik dengan
tiba-tiba mendatar selama usia pertengahan dan turun secara perlahan atau
mendadak pada usia lanjut,perlu di catat pola ini tidak pernah berbentuk garis
lurus walaupun dapat terjadi priode stabil yang singkat atau berkepanjangan
dalam kemampuan yang berbeda.
2. Pengertian
Lansia
lanjut
usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam
proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan
dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 60 tahun sampai meninggal[3].
Meskipun
seseorang masih kuat dalam fisiknya ataupun bisa bekerja untuk mencari nafkah
bila ia sudah berumur 60 tahun maka orang tersebut dinamakan orang yang lanjut
usia. Bila melihat pengertian ini maka masa lanjut usia bukan didasarkan karena
ketidakmampuan dalam bekerja ataupun berkurangnya atau menurunnya kondisi fisik
seseorang yang tua, tapi dilihat atas dasar kronologi usia. Meskipun orang yang
lanjut usia mayoritas mengalami penurunan kondisi fisik (kesehatan) karena
penuaan. Bagaimanapun proses menua pada manusia, juga pada makhluk hidup
lainnya, ialah proses alami dan merupakan suatu kemutlakan hokum alam yang
pasti terjadi.
3. Cirri-ciri
lansia
Menurut
Elizabeth Hurlock terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode
kemunduran
Kemunduran
pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting
dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka
kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki
status kelompok minoritas
Lansia
memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu
seperti lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan
pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan
peran
Perubahan
peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala
hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada
lansia
Perlakuan
yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.[4]
4. Perkembangan
terjadi pada lansia
A. Perkembangan fisik
Perkembangan
fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa
dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada
masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.[5]
Perkembangan
masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar
dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat
rentetan perubahan perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan,
dengan penekanan pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam penelitian
proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan hilangnya
fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Terdapat
sejumlah perubahan fisik yang terjadi pada periode lansia yaitu :
·
Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi
pergantian dan perbaikan sel-sel tubuh.
Penurunan mitosis menyebabkan
kecepatan jumlah sel yang rusak tidak seimbang dengan jumlah sel yang baru.
Keadaan ini menyebabkan tubuh lebih banyak kehilangan sel, daripada jumlah sel
yang baru sebagai pengganti. Diperkirakan orang berusia antara umur 65 – 70
tahun akan kehilangan 20% dari keseluruhan sel-sel saraf yang dimilikinya.
·
Pertumbuhan dan reproduksi sel-sel menurun.
Pada proses ini terjadi
banyak kegagalan dalam pergantian sel-sel tersebut sehingga lansia lebih lama
sembuh apabila mengalami sakit.
Kehilangan sel-sel tubuh yang
menyebabkan penurunan kekuatan dan efisiensi fungsi tubuh, dan kemampuan indera
perasa pada lansia. Hal ini terkait dengan perubahan otot, yaitu terjadinya
penurunan zat kolagen yang berfungsi untuk menjaga elastisitas
·
Penurunan Dorongan Seks.
Secara psikologis tidak ada
alasan mengatakan bahwa orang yang sudah tua tidak dapat lagi menikmati
hubungan seks dengan pasangannya, bahkan wanita mengalami pembaruan minat dan
kesenangan terhadap hubungan seks. Pada pria yang telah mengalami klimakterium
akan memerlukan waktu lama untuk mencapai ereksi dan lebih lama jarak periode
refactory, namun bukan berarti mereka terkena impoten. Terpeliharanya ekspresi
seksual tergantung pada kesehatan fisik dan mental lansia tersebut
Menurut
Hurlock terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir,
diantanya adalah :
1. Daerah kepala
·
Hidung menjulur lemas
·
Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
·
Mata kelihatan pudar
·
Dagu berlipat dua atau tiga
·
Kulit berkerut da kering
·
Rambut menipis dan menjadi putih
2. Daerah Tubuh
·
Bahu membungkuk dan tampak mengecil
·
Perut membesar dan tampak membuncit
·
Pinggul tampak menggendor dan tampak lebih
besar
·
Garis pinggang melebar
·
Payudara pada wanita akan mengendor
3. Daerah persendian
·
Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
·
Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik
menonjol
·
Tangan menjadi kurus kering
·
Kaki membesar karena otot-otot mengendor
·
Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan
mengapur.[6]
Pada
umumnya perubahan pada masa lansia meliputi perubahan dari tingkat sel sampai
kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran,
penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal,
gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada
lansia.
Kapasitas
pernafasan pada lansia akan menurun pada usia 60 hingga 80 tahun sekalipun
tanpa penyakit. Paru-paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan
diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa orang dewasa
lanjut dapat memperbaiki fungsi paru-paru dengan latihan latihan memperkuat
diafragma.
b. Perubahan Sistem persyarafan.
1. Mengecilnya syaraf panca
indera.
2. Otak dan sistem syaraf. Aspek
yang signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa neuron neuron itu
tidak mengganti dirinya sendiri. Meskipun demikian otak dapat cepat sembuh dan
memperbaiki kemampuannya, hanya kehilangan sebagian kecil dari kemampuannya
untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir.[7]
Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3. Perkembangan Sensori.
Perubahan sensori fisik masa
dewasa akhir melibatkan indera penglihatan,pendengaran, perasa, pembau, dan
indera peraba. Pada masa dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa mulai
dirasakan dan terjadi mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap gelap
lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang rang lanjut usia membutuhkan
waktu lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka ketika keluar dari
ruangan yang terang menuju ke tempat yang agak gelap[8].
Penurunan penglihatan ini
biasanya dapat dirunut dari pengurangan kualitas dan intensitas cahaya yang
mencapai retina. Di puncak usia tua, perubahan ini mungkin disertai oleh
perubahan perubahan kemunduran dalam retina, menyebabkan beberapa kesulitan
dalam penglihatan.
Meskipun pendengaran dapat
mulai pada masa dewasa tengah, hal itu biasanya tidak banyak membawa kesulitan
sampai masa dewasa akhir. Pada saat itu banyak sekali alat bantu pendengaran
yang bisa dipakai untuk bantuan pendengaran. Tuli, biasanya disebabkan oleh
kemunduran selaput telinga, syaraf penerima penerima suara didalam telinga.
Selain berukurangnya
penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan dalam kepekaan rasa dan
bau. Kepekaan terhadap rasa pahit dan masam bertahan lebih lama dibandingkan
dengan rasa manis dan asin.
c. Perubahan panca indera yang
terjadi pada lansia.
Mulai pada usia 70 tahunan.
Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran juga mengalami
penurunan fungsi seiring dengan bertambahnya usia.
Berikut ini perubahan–perubahan pada panca
indra tersebut diantaranya :
·
Penglihatan
a. Kesulitan melihat warna
b. Sfingter pupil timbul
sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
c. Lensa lebih suram (kekeruhan
pada lensa).
d. Meningkatnya ambang
pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat
dalam cahaya gelap.
e. Menurunnya lapang pandang
& berkurangnya luas pandang.[9]
·
Pendengaran
Pres-bycusis(gangguan pada pendengaran):
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata kata, 40% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.[10]
·
Peraba.
a)
Kemunduran dalam merasakan sakit.
b)
Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan
dingin.
c)
Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
Tidak lama berselang terjadi
penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan seiringnya pertambahan
usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui
bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa
mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan
berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita menua
dengan kapasitas meningkat bukan menurun.
B. Perkembangan kognitif
·
Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler(desmita)kemunduran
kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum,
hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada
usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus
mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Ketika lansia memperlihatkan
kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran tersebut juga
cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang
memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian
intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih
sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat
beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut Ratner
et.al(desmita)penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua ,
tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan
dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut.[11]
Kemerosotan intelektual
lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan,
disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi
kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah
satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah
dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan
intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
C. Perkembangan psikososial
Akibat perubahan Fisik yang
semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang
secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya
sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam
berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik
dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson dalam bukunya
Desmita perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala
penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
D. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan
mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain
akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan
tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
E. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap
perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan
masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka
mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang
kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda
memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa
untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan
mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan
dalam waktu yang masih tersisa.
F. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap
perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat
dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara
benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil
melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial
dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.[12]
Tahap integritas ini ini
dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada
pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini
banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih
banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau
penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang tidak
menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan
yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial:
ü ketika masa pensiun tiba dan
lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini,
ü penyakit dan menurunnya
kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara
berlebihan,
ü orang-orang yang lebih muda
disekitarnya cenderung menjauh darinya,
ü pada saat kematian semakin
mendekat, orang ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak
bermanfaat lagi.
G. KESIMPULAN
1. Perkembangan adalah
serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat proses kematangan dan pengalaman,
perkembngan berarti perubahan kualitatif ini berarti perkembangan bukan sekedar perubahan beberapa centimeter
tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang melainkan suatu
proses integrasi dan banyak stuktur dan fungsi yang komplek.
2. lanjut usia merupakan periode
di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta
telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan
ini dapat mulai dari usia 60 tahun sampai meninggal.
Cirri-cirinya adalah:
ü Orang lanjut usia memiliki
status kelompok minoritas
ü Usia lanjut merupakan periode
kemunduran
ü Menua membutuhkan perubahan
peran
ü Penyesuaian yang buruk pada
lansia.
3. Perkembangan pada lansia
terdiri atas
ü Perkembangan fisik
ü Perkembangan kognitif
ü Perkembangan psikososial
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth ,Hurlock B.. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, Erlangga. 1980
santrock ,John w. Perkembangan
Masa Hidup. Jakarta:erlangga, 2002.
Desmita, psikologi perkembangan,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010,
Papalia ,Diane E,dkk, psikologi
perkembangan. Jakarta:kencana prenada media group, 2008.
[1] Hurlock Elizabeth B. 1980. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. ( Erlangga,
Jakarta).hal 430
[2]
Elizabeth B.hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang hayat:
(Erlangga ,1980) hal 450
[3]
John w,santrock. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:erlangga,2002, hal 193
[4] Elizabeth Hurlock
B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
1980.(Erlangga, Jakarta)hal 380
[5]
John W. Santrock, op, cit., hlm. 198
[6] Elizabeth Hurlock
B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.jakarta:erlangga,
1980.hal 385
[7] Ibid.,
hlm. 198
[8] Desmita,
psikologi perkembangan, bandung: PT Remaja rosdakarya,2010, hal 236
[9]
Diane E.papalia,DKK, psikologi perkembangan. Jakarta:kencana prenada
media group, 2008. Hal 859
[10] Ibid,.hal
860
[11]
Desmita, psikologi perkembangan, bandung: PT Remaja rosdakarya,2010, hal
241
[12] Ibid,.hal242
Tidak ada komentar:
Posting Komentar