BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ETIKA
Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani; ethos;
yang berarti adat istiadat ( kebiasaan ), kecenderungan hati untuk melakukan
perbuatan.[1]
Dalam
kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Dari pengertian kebahasaan ini
terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.[2]
Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, etika adalah bagian
dari filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran budi (baik/buruk).1
Menurut istilah etika adalah ilmu yang menjelaskan baik
dan buruk dan menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang seharusnya diperbuat.[3]
Konsep etika bersifat humanistis dan anthropocentris,
karena didasarkan pada pemikiran manusia dan diarahkan pada perbuatan manusia.
Dengan kata lain etika adalah aturan yang dihasilkan oleh akal manusia.[4]
Dari
definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan
dengan empat hal sebagai berikut :
1.
Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya
membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Membahas tentang baik dan
buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia.[5]
2.
Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada
akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat
mutlak, absolute dan tidak pula universal. Iaterbatas,dapatberubah,
memilikikekurangan, kelebihandansebagainya.
3.
Dilihat dari segi fungsinya,
etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan
yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik,
buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah
perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.
4.
Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai
dengan tuntutan zaman.
Kesimpulannya: Dengan cirri-cirinya yang demikian itu,
maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk.
Perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena
berasal dari hasil berfikir. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
2.2. PENGERTIAN MORAL
Dari
segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang
berarti adat kebiasaan.[6] Di
dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah penetuan baik
buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.[7]
Dari segi istilah,
moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari
sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa moral
adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas
manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Acuan moral
adalah system nilai yang hidup dan diberlakukan dalam masyarakat.
2.3. PENGERTIAN NILAI.
Nilai adalah
sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.
Adanya dua
macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi
terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4
dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.
Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya
nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum
operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya
undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih
lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu
kemudian dinamakan Nilai Instrumental.
Nilai
Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya
Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk
baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batasyang dimungkinkan
oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai dasarnya.
1.
CIRI-CIRI
NILAI
Sifat-sifat
nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a.
Nilai
itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang
bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah
nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra
adalah kejujuran itu.
b.
Nilai
memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan
dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai
keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.
c.
Nilai
berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya,
nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa
mencapai derajat ketakwaan.
2.
MACAM-MACAM
NILAI
Dalam filsafat,
nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a.
Nilai
logika adalah nilai benar salah.
b.
Nilai
estetika adalah nilai indah tidak indah.
c.
Nilai
etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan
klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang
siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia
keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu
buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada
tempatnya kita mengatakan demikian. Contoh nilai estetika adalah apabila kita
melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan
makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan.
Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya
sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita
tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu indah.
Nilai moral
adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau
buruk dari manusia moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua
nilai adalah nilai moral.
Moral berhungan
dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait
dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari notonegoro dalam kaelan (2000)
menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga itu adalah sebagai berikut:
a.
Nilai
material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.
b.
Nilai
vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
c.
Nilai
kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian meliputi:
a)
Nilai
kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
b)
Nilai
keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan(emotion)
manusia.
c)
Nilai
kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will)
manusia.
d)
Nilai
religius yang merupakan nilai keohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber
pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
3.
PENGUATAN NILAI-NILAI LUHUR AKHLAK MULIA.
Kehidupan urban dan hubungan intra social yang demikian cepat saat
ini mengubah pola dan gaya hidup di lingkunagan masyarakat. Keluarga, sekolah,
dan lingkungan sebagai benteng dan pilar untuk mendidik moral dan akhlak mulia
dikhawatirkan semakin mendesak, tayangan televisi ditakutkan menjadi guru yang
terdasyat.
Komaruddin menyebutkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan jika
berbicara mengenai akhlak mulia,:
Pertama, epistemology akhlak dan kedua metodologi. Selama ini
akhlak lebih diartikan sebagai sopan santun dan perilaku individu. Padahal
akhlak itu ada dua dimensi yaitu individu dan stuktural. “secara individu bisa
saja orang itu baik ketika di masjid dan di gereja, tapi kebaikan individu
tidak cukup jika tidak didukung oleh akhlak structural. Kalau diterjemahkan,
akhlak structural itu berupa law enforcement dan etika profesionalisme.
II. Hubungan Antara Etika, Moral dan Nilai
Ada beberapa persamaan antara etika, moral dan susila sebagai berikut:
1.
Etika, moral dan susila mengacu kepada ajaran atau
gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang baik.
2.
Etika, moral dan susila merupakan prinsip atau
aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya.
Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
3.
Etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok
orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,
stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap
orang. Untuk pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan,
pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus menerus, berkesinambungan,
dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
4.
Persamaan ketiganya terletak pada fungsi dan
peran, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk
ditetapkan baik atau buruk.
•Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:
. Objek: yaitu perbuatan manusia
. Ukuran: yaitu baik dan buruk
. Tujuan: membentuk kepribadian manusia[8]
•Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:
. Objek: yaitu perbuatan manusia
. Ukuran: yaitu baik dan buruk
. Tujuan: membentuk kepribadian manusia[8]
Selain ada persamaan antara etika, moral dan
susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang
menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini
adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
·
Sumber atau acuan:
- Etika sumber acuannya adalah akal
- Moral sumbernya norma atau adat istiadat
- Nilai kebutuhan dan akal manusia
- Etika sumber acuannya adalah akal
- Moral sumbernya norma atau adat istiadat
- Nilai kebutuhan dan akal manusia
- Sifat
Pemikiran:
- Etika bersifat teoritis
- Moral bersifat praktis
- Nilai bersifat praktis
·
Pandangan mengenai tingkah laku:
-
Etika memandang tingka laku manusia secara umum
-
Moral dan nilai memandang tingkah laku manusia secara lokal atau khusus
KONSEP
BAIK DAN BURUK
A. Pengertian Baik dan Buruk
Dari
segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa Arab atau Good
dalam bahasa Inggris.
Pengertian baik atau khair adalah:
·
sesuatu yang sudah mencapai kesempurnaan.[9]
·
sesuatu yang memiliki nilai kebenaran/nilai yang
diharapkan,yang memberikan kepuasan.
·
sesuatu yang mendatangkan rahmat,memberikan
perasaan senang dan bahagia.
Dalam bahasa Arab,yang buruk itu dikenal
dengan istilah syarr dan di artikan sebagai
·
sesuatu yang tidak baik,
·
yang tidak seperti seharusnya,
·
tidak bermoral,sesuatu yang tercela dan lawan dari
baik serta
B. Penentuan Baik dan Buruk
1.
Berdasarkan adat istiadat
masyarakat (aliran sosialisme).
Menurut aliran ini baik atau buruk ditentikan berdasarkan
adat istiadat yang berlaku dan dipegang
oleh masyarakat.Orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat dipandang
baik sedangkan orang yang tidak mengikuti adat istiadat dipandang buruk dan
jika perlu dihukum secara adat.
2.
Berdasarkanakalmanusia (hedonisme)
Aliran
hedonisme dibagi menjadi dua:
1) Egoistik Hedonisme
seseorang dalam keadaan bingung atau bimbang
diantara dua perbuatan,maka mereka harus
memilih dan mempertimbangkannya mana yang mengandung kenikmatan atau mana yang
mengandung penderitaan, sedangkan yang mengandung penderitaan itulah merupakan
keburukan.
Dalam
hal ini, Ahmad Amin menyebutkan bahwa ada yang menentang
dengan
kecaman, yakni:
•Paham
ini memandang rendah kepada orang-orang yang mengorbankan
kenikmatan
hidupnya untuk kepentingan manusia.
2)
Universalistic Hedonisme
Aliran ini mendasar ukuran dan buruk pada
kebahagiaan umum. Dan makhluk yang berperasaan. Ahmad Amin menyebutkan bahwa
kebahagiaan harus menjadi pokok pandangan tiap-tiap orang bukan kebahagiaan
diri sendiri.
3.
Berdasarkanintuisi (humanisme)
Berpendirian bahwa setiap manusia memiliki kekuatan naluri
batiniah yang dapat membedakan sesuatu yang baik dan buruk. Perbuatan baik dan buruk
dapat diukur dengan daya tabiat batiniah.
4.
Berdasarkankegunaan(utilitarianisme)
Secara harfiah utilis berarti
berguna. Menurut paham ini bahwa baik adalah yang berguna. Jika ukuran ini
berlaku perorangan, disebut individual, dan jika berlaku bagi masyarakat dan
negara disebut sosial.
5.
Berdasarkan agama
(religiousisme)
Menurut paham ini yang dianggap baik
adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan,sedangkan perbuatan buruk
adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.Dalam paham ini
keyakinan teologis yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang perana penting
karena tiak mungkin orang mau berbuat sesuai kehendak Tuhan,jika yang
bersangkutan tidak beriman kepada-Nya.Menurut Poedjawijatna aliran ini dianggap
yang paling baik dalam praktek
6.
Berdasarkan paham vitalisme
Menurut paham ini yang
baikialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan
yang menaklukan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih
cenderung pada sikap binatang dan berlaku hokum siapa yang kuat dan menang itulah
yang baik.
7.
Berdasarkan paham evolusi (evolution)
Menurut paham ini bahwa segala
sesuatu yang ada di alam ini mengalami evolusi,yaitu berkembang dari apa adanya
menuju kepada kesempurnaannya. Herbert Spencer (1820-1903) salah seorang filsafat
Inggris berpendapat evolusi seperti perbuatan akhlak yang tumbuh secara sederhana,kemudian
berang sur meningkat sedikit demi sedikit berjalan kearah cita-cita yang
dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik bila dekat dengan cita-cita itu dan
buruk bila jauh dari padanya. Dan tujuan manusia dalam hidup adalah mencapa icita-cita
atau paling tidak mendekatinya sedikit mungkin. Menurut paham ini cita-cita manusia
dalam hidup ini adalah mencapai kesenangan dan kebahagiaan.
Konsep Baik dalam ajaran Islam
1.
Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik
(QS. 16: 125, 28: 84)
Surat
An Nahl ayat 125
artinya
: Seluruh (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang - orang yang mendapat petunjuk.
Surat
Al Qashash ayat 84
artinya
: Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala)
yang lebih baik daripadanya kebaikannya itu; dan brang siapa yang datang dengan
membawa kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang - orang yang
telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) degan apa yang dahulu
mereka kerjakan.
2.
Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada
panca indera dan jiwa.
Surat
Al Baqarah ayat 57
artinya : Dan kami naungi kamu dengan awan dan
kami turunkan kepadamu ”manna” dan ”salwa” . Makanlah dari makanan yang baik -
baik yang telah kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya kami,
tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
3.
Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam
kehidupan sehari-hari .
Surat
Al Israa’ ayat 23
artinya
: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendakalah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika
salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan ”ah” dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut istilah etika adalah ilmu yang menjelaskan baik
dan buruk dan menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang seharusnya diperbuat.Konsep etika bersifat humanistis dan anthropocentris,
karena didasarkan pada pemikiran manusia dan diarahkan pada perbuatan manusia.
Dengan kata lain etika adalah aturan yang dihasilkan oleh akal manusia
Moral adalah istilah
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Acuan moral adalah system nilai
yang hidup dan diberlakukan dalam masyarakat.
Nilai
adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi
kehidupan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, M Yatimin, Studi
Akhlak Dalam Perspektif Al Qur’an, Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2007
Fakhry, Majid, Etika
Dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
Nata, Abuddin, Akhlak
Tasawuf, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004
Amin, Ahmad, Etika
(Ilmu Akhlak), diterjemahkan oleh K.H. Farid Ma’ruf, Jakarta : Bulan
BIntang, 1998,cet. ke 5
[1] Pengantar Studi Akhlak, Drs. Zahruddin AR, M.M.Si,(
hal.43)
3 Akhlak Tasawuf, Prof.Dr.H.Abuddin
Nata, Rajawali press, Jakarta ( hal. 90)
4http://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/04/08/akhlak-dan-tasawuf
[5]Pengantar Studi Akhlak, Drs. Zahruddin AR, M.M.Si ( hal.
45 )
[6]Asmaran As,Pengantar Studi Akhlak,(Jakarta Rajawali
Pers,1992),cet.I,hlm.8.
[7]W.J,S.Poerwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indonesia,op.cit.,hlm.654.
[8]AbuddinNata,
AkhlakTasawuf,(rajawali press,1996) hal.97.
[9]M YatiminAbdullah, Studi
Akhlak Dalam Perspektif Al Qur’an ( Sinar Grafika Offset, 2007) hlm. 39
[10]AbuddinNata,
AkhlakTasawuf ( Rajawali Press, 1996 ) hlm.104
Terimakasih,, mantap gan, sekedar menambahkan saja, semoga rekomendasi ini bisa memberikan manfaat,
BalasHapuspranala ->
MENGENAL KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM
MENGENAL ETIKA PROGRAMMER
MENGENAL ETIKA DUNIA MAYA
KONSEP ETIKA MORAL DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEMESTER 3
terimakasih,