BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
hal kepercayaan beragama,perlu kita ketahui bahwa sumber terjadinya agama
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu agama Samawi atau agama Langit dan agama
Wa’di atau agama Bumi. Agama Samawi adalah agama yang di dapat dari
wahyu Tuhan,Hindu, Budha, Tao, Kong hu –chu dll.
Agama
Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agamayang pertama
dikenal oleh manusia. Dalam uraian ini akan dijelaskan kapan dandimana agama
itu diwahyukan dan uraian singkat tentang proses perkembangannya.Agama Hindu
adalah agama yang telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleksdibidang
astronomi, ilmu pertanian, filsafat dan ilmu-ilmu lainnya.Karena luas
danterlalu mendetailnya jangkauan pemaparan dari agama Hindu, kadang-kadang
terasasulit untuk dipahami.
Banyak
para ahli dibidang agama dan ilmu lainnya yang telah mendalami tentangagama
Hindu sehingga muncul bermacam- macam penafsiran dan analisa terhadapagama
Hindu.Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para ahli untukmenetapkan
kapan agama Hindu itu diwahyukan, demikian juga mengenai metode danmisi
penyebarannya belum banyak dimengerti.
Penampilan
agama Hindu yang memberikan kebebasan cukup tinggi dalammelaksanakan upacaranya
mengakibatkan banyak para ahli yang menuliskan tentangagama ini tidak sesuai
dengan apa yang sebenarnya ada dalam agama Hindu.Sebagai Contoh: "Masih
banyak para ahli menuliskan Agama Hindu adalah agamayang polytheistis dan
segala macam lagi penilaian yang sangat tidak mengenakkan,serta merugikan agama
Hindu".Disamping itu di kalangan umat Hindu sendiripun masih banyak
pemahaman-pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan
diamalkan.
Dalam
ajaran Agama Hindu agama mengandung pengertian Satya, Arta, Diksa, Tapa,
Brahma, dan Yajna. Satya
adalah kebenaran yang absolute.Arta adalah dharma atau perundang-undangan.Diksa
adalah penyucian.Tapa adalah perbuatan suci. Brahma adalah doa atau mantra.
Yajna adalah kurban.
Diantara
Agama yang besar yang tertua dan banyak penganutnya di dunia serta berpengaruh
dalam kebudayaan bangsa di dunia. Sanatana Dharma adalah nama asli Hindu.
Sanatana Dharma adalah nama lain untuk Agama Hindu, sebuah agama yang sudah ada
sebelum agama-agama lain. Tidak ada bukti yang pasti kapan agama hindu mulai
ada. Nyatanya, ia tidak mulai pada zaman tertentu. Ia ada tanpa permulaan dan
tanpa akhir (Anadi-ananta). Nama hindu sekarang lazim di kenal dan di
pergunaakan secara umum di dunia, merupakan nama asing karena nama itu di
berikan oleh orang yang bukan beragama hindu. Nama itu diberikan pada kelompok
masyarakat yang memiliki agama dan tradisi
Dharma.Ajaran Dharma ini di kenal dengan nama Indus Culture atau
kebudayaan lembah sungai Indus(sindhu). Di dalam pengucapanya, perubahan lafal
dari “S” ke “H” mempengarui ejaan “SHINDU” ke “HINDU”, dan dipakai hingga
sekarang. Kata sansekerta yang terdekat dengan arti kata agama adalah Dharma.
Dengan demikian Hindu Dharma sama dengan Agama Hindu, yaitu agama yang kekal
dan abadi(Sanatana Dharma). Setiap Agama memiliki sejarahnya sendiri, dan agama
hindu telah mengalami perkembangan yang amat panjang dan lama sejak beribu-ribu
tahun sebelum masehi hingga sekarang.
Maka
dari itu perlunya kita untuk mengetahui latar belakang agama ini, siapa pembawa
dan sumber pokok ajaran Agama Hindu.Maka dari itu makalah ini di buat untuk
mengetahui pertanyaan-pertanyaan di atas.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
Sejarah
perkembangan Agama Hindu?
2. Apakah Sumber Pokok Agama Hindu?
3. Apakah Sekte-sekte dalam Agama
Hindu?
4. Ada
berapakah kasta dalam agama hindu ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Agama
Hindu
Diantara
agama besar yang tertua dan banyak penganutnya di dunia serta berpengaruh dalam
kebudayaan bangsa Indonesia adalah Agama Hindu.Dalam membicarakan Agama Hindu,
perlu mengetahui sejarah yang panjang dari gejala-gejala keagamaan yang telah
terlebur dalam Agama Hindu.Dimulai dari Zaman perkembangan
kebudayaan-kebudayaan besar di Mesopotamia dan Mesir. Karena rupanya antara
tahun 3000 dan 2000 Sebelum Masehi di lembah Sungai Sindhu (Indus) sudah ada
bangsa-bangsa yang Peradabanya menyerupai kebudayaan Bangsa Sumeria di daerah
Sungai Eufrat dan Tigris, maka terdapat Peradaban yang sama di sepanjang pantai
dari laut Tengah sampai ke Teluk Benggala. Rentangan daerah antara
tempat-tempat di sepanjang pantai dari laut tengah sampai ke teluk benggala
terdapat peradaban yang sama,yang sedikit demi sedikit meningkat kepada
perkembangan yang tinggi.
Nama
Agama Hindu sendiri berasal dari nama Sungai yang sekarang terletak di Pakistan
yang bernama “Sindhu”, yang menurut ucapan orang Parsi disebut “Hindu”.
Bukti-bukti arkeologis yang menyatakan adanya Agama Hindu ini dapat temukan di
Punjab dan sebelah utara Karachi, puing-puing itu sendiri telah berusia antara
2500-2000 Sebelum Masehi.
Kata
Hindu sebenarnya adalah nama yang diberikan oleh orang-orang Persia yang
mengadakan komunikasi dengan penduduk di lembah Sungai Sindhu dan ketika
orang-orang Yunani mengadakan kontak dengan masyarakat di lembah Sungai Sindhu
mengucapkan Hindu dengan Indoi dan kemudian orang-orang barat yang datang
kemudian menyebutnya dengan India. Pada mulanya wilayah yang membentang dari
lembah sungai Shindu sampai kini bernama Srilangka, Pakistan, Bangladesh yang
disebut dengan nama Bharatavarsa yang di sebut juga Jambhudvipa.
Kata Sanàtana Dharma berarti
agama yang bersifat abadi dan akan selalu dipedomani
oleh umat manusia sepanjang Nama asli dari agama ini
masa, karena ajaran yang disampaikan adalah kebenaran yang bersifat universal,
merupakan santapan rohani dan pedoman hidup umat manusia yang tentunya tidak
terikat oleh kurun waktu tertentu. Kata Vaidika Dharma berarti ajaran agama
yang bersumber pada kitab suci Veda, yakni wahyu Tuhan Yang Maha Esa.[1]
Agama hindu sendiri Berasal
dari Penduduk India yang terkenal dengan Sebutan Bangsa Dravida. Mula-mula
mereka tinggal dan tersebar di seluruh negeri, tetapi lama kelamaan hanya
tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena meraka di
sebelah utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-bangsa yang
merebut negeri itu.Bangsa Dravida adalah bangsa yang berkulit hitam dan
berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut kriting.[2]
Antara
tahun 2000 dan 1000 Sebelum Masehi dari sebelah utara masuk ke India Bangsa
Arya yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran yang memasuki India
melalui jurang-jurang di pegunungan Hindu Kush. Bangsa Arya itu serumpun dengan Bangsa Jerman,
Yunani, Romawi dan bangsa-bangsa lain di Eropa dan Asia. Mereka tergolong dalam
apa yang kita sebut rumpun Indo Jerman. Mereka berkulit putih dan berbadan
tegap, hidung melengkung sedikit.Namun peradaban mereka lebih rendah dari
peradaban Bangsa Dravida.Setelah bangsa pendatang tadi tiba di dataran Sungai
Sindhu yang subu, bercampurlah mereka lama kelamaan dengan penduduk asli Bangsa
Dravida.[3]
Semula
mereka mengganggap bahwa kebudayaan India itu di bawa oleh Bangsa Arya, tetepi
setelah penggalian-penggalian di Mahenjo Daro dan Harappa, berubahlah pandangan
mereka.Karena peradaban mereka lebih rendah dari Bangsa Dravida. Umpamanya
saja, Bangsa Arya belum mempunyai patung-patung Dewa, Bangsa Dravida sudah
mempunyai dan membuatnya. Pengakuan dewa-dewa induk, merupakan gejala yang khas
di dalam Agama Hindu Pra-Arya.
Jadi
dapat dikonstansi dengan jelas bahwa agama hindu tumbuh dari dua sumber yang
berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa yang
berlainan, tetapi lebur menjadi satu. Walaupun dalam tulisan-tulisan Hinduistis
yang tertua, unsur-unsur Arya lebih dominan, namun tulisan-tulisan Hinduistis
yang kemudian justru unsure Pra-Arya yang lebih menonjol.
Dalam
perkembanganya Agama Hindu dapat di bagi menjadi Lima Periode:[4]
1. Masa
tumbuh ( Weda Samhita )
Yaitu sejak datangnya Bangsa
Arya di Punjab (1500-1000 SM)
2. Masa
pengaruh Agama Brahmana
Yaitu Agama yang mementingkan
Upacara Korban (1000-750 SM)
3. Masa
Upanisad
Yaitu masa penafsiran dan
perubahan (750-500 SM)
4. Masa
keagamaan Budha (500-300 SM)
5. Masa
berkembangnya Agama Hindu sampai sekarang sejak abad ketiga masehi.
Masuknya
Agama Hindu di Indonesia belum dapat di ketahui dengan pasti.Para Ahli Sejarah
berpendapat bahwa Agama Hindu masuk ke Indonesia pada awal tahun masehi.Namun
kehidupan Agamanya baru jelas pada abad ke-4 masehi dengan di temukanya 7 buah
Yupa peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimanatan Timur.Kemudian pada abad ke-5
Agama Hindu telah berkembang di Jawa Barat di bawah raja Purnawarman.Ini
terbukti dengan Prasasti Ciaterium di dekat Bogor.
Ada beberapa teori dan pendapat tentang
masuknya Agama Hindu keIndonesia :
ü Krom
(ahli - Belanda), dengan teori Waisya.
Dalam bukunya yang berjudul
"Hindu Javanesche Geschiedenis", menyebutkan bahwamasuknya pengaruh
Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalandamai yang dilakukan
oleh golongan pedagang (Waisya) India.
ü Mookerjee
(ahli - India tahun 1912).
Menyatakan bahwa masuknya
pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawaoleh para pedagang India dengan
armada yang besar.Setelah sampai di Pulau Jawa(Indonesia) mereka mendirikan
koloni dan membangun kota-kota sebagai tempatuntuk memajukan usahanya.Dari
tempat inilah mereka sering mengadakan hubungandengan India.Kontak yang
berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaranagama Hindu di Indonesia.
ü Moens
dan Bosch (ahli - Belanda)
Menyatakan bahwa peranan kaum
Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadappenyebaran agama Hindu dari India ke
Indonesia.Demikian pula pengaruhkebudayaan Hindu yang dibawa oleh para para
rohaniwan Hindu India ke Indonesia.
Prasasti
Canggal yang di keluarkan Raja Sanjaya di Jawa Tengah yang bertahun 654 saka
dikatakan ada pemujaan terhadap Dewa Shiwa, Dewa Wishnu dan dewa Brahma.
Diperkirakan pada abad ke-7-9 di jawa tengah yang menonjol adalah pemuja Dewa
Shiwa.Kemudian dari Prasasti Dinaya (683 saka) dikatakan bahwa Kerajaan
Kajuruan di Jawa Timur telah melakukan upacara Keagamaan Hindu besar-besaran.
Selanjutnya sejak itu maka Empu Sendok (929-947) pemuja Dewa Shiwa membangun
dinasati Wasma Isana, dan di masa penggantinya Raja Dharmawangsa di susunanlah
kitap hukum Hindu ‘Purwadigma’ yang bersumber dari Vedasmrti.[5]
Ketika
kekuasaan Airlangga (1019-1042) di Medang Kamulan Agama Hindu yang pesat
pengembanganya perkembanganya.Selanjutnya di zaman Kediri (1042-1222) banyak
sastra Hindu yang terbit seperti kitab Smaradana, Bratayuda, Lubdhaka,
Wartasancaya, Krestayana.Di mana kekuasaan ken arok (1222-1292) berdiri Candi
Kidal, Candi Jago, dan Candi Singosari.Berakhirnya Singosari di gantikan
majapahit berarti zaman keemasan Agama Hindu dengan Candi Penataran yang
terbesar dan kitab riwayatnya Negarakertagama. Tetapi Agama Hindu sudah
sejak abad ke-8 telah masuk di bali dari jawa timur yang beiringan dengan agama
budha Mahayana yang hidup hingga sekarang.
Di dalam
Agama Hindu sulit untuk mengetahui siapa yang menjadi pendiri atau pembawa
pertama agamanya karena agama ini turun kepada Maha Rsi dalam jarak waktu yang
ribuan tahun antara yang satu dan yang lain. Jadi kapan turunya wahyu,
dimana dan bagaimana caranya tidak dapat di ketahui. Menurut paham Agama Hindu
wahyu-wahyu itu di terima oleh para Maha Rsi dengan jalan “meditasi” yaitu
kemampuan menyelamatkan akal pikirannya sehingga ia di sebut sebagai “Muni”,
dengan jalan ‘Bertapa’ melalui beberapa beberapa fase dalam waktu lama untuk
dapat melihat kebenaran, dengan ketenangan, perenungan dan pandangan yang
mendalam dan mendasar, dalam arti mengalihkan kekuatan-kekuatan batin,
tenggelam ke dalam penghayatan dan perenungan yang khusuk.
Menurut
kepercayaan umat Hindu bahwa Rsi atau Muni itu telah ribuan tahun melakukan
meditasi untuk memperoleh inspirasinya, sehinggan mampu menafsirkan dan
menjelaskan ajaran-ajaran Agama Hindu secara terperinci. Tetepi siapa
pribadi-pribadi yang di sebut ‘sapta rsi’ atau tujuh Maharesi yaitu Maharesi
Grtsamada, Wismamitra, Wamadewa, Atri, Bharadwaja, Washita dan Maharesi Kanwa,
atau Rsi Panini dan masih banyak yang tidak jelas.
Dengan
adanya perbedaan penafsiran dalam Agama Hindu, maka timbullah berbagai Madhab
filsafat agama yang di sebut Darsana, yaitu Ghuru atau Acarya. Apa yang mereka
lihat, dengar dan ingat, kemudian di kumpulkan kembali menjadi ‘Smti’, seperti
kitab-kitab Bhagawadgita, Brahma Sastr, Manu Dharmasatra yang di tulis dalam
aksara dan bahasa Sansekerta. Para Rsi dan para pengikut ajaran tersebut di
sebut ‘Arya’ atau ‘Sista’ yang maksudnya orang-orang yang sangat taat.
Agama
Hindu banyak sekali berisi kepercayaan dan upacara peribadatan. Keanekaragaman
dalam agama Hindu tampak begitu mencolok sehingga sejumlah sarjana meragukan
apakah agama Hindu itu biasa disebut sebuah agama ataukah meruppakan
bermacam-macam sekte, budaya setempat, dan penngalaman agama yang satu sama
lain terikat oleh tali-tali yang paling halus. Kepercayaan Hindu berfariasi
dari animism primitive melalui politeisme yang sama sekali tidak masuk akal
sampai kepada filsafat monism Vedanta.[6]
Dengan
demikian yang merupakan salah satu sumber agama hindu yang juga sering di sebut
‘Sanata Dharma’ atau agama yang kekal, atau yang di sebut ‘Waidika Dharma’ atau
agama yang berdasarkan kitab-kitab suci weda, adalah para Rsi atau Maha Rsi
yang tidak jelas latar belakang sejarahnya.
B. Keyakinan dalam agama hindu
Hindu
seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja
banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian.Dalam agama Hindu, Dewa
bukanlah Tuhan tersendiri.Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat
Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi
sumber dari segala yang ada (Brahman),yang memanifestasikan diri-Nya
kepadamanusiadalam beragam bentuk.
Dalam
Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha.
Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut,
yakni:
1.
Widhi Tattwa - percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2.
Atma Tattwa - percaya dengan
adanya jiwa dalam setiap makhluk
3.
Karmaphala Tattwa - percaya
dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4.
Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya
proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5.
Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan
tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.
C.
Konsep
ketuhanan
Agama Hindu
merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan
bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di
dunia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama
Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme, panteisme,
monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang
paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu
Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme,
henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan
yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena berdasarkan
pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak
secara menyeluruh.
D. Sumber Pokok Ajaran Agama Hindu
Ada banyak kitab yang di jadikan sebagai
sumber ajaran dalam agama Hindu.Namun diantara kitab-kitab itu Kitab Wedalah
yang merupakan kitab suci yang asli dalam agama Hindu. Dilihat dari beberapa buku,
ada yang menyebut kitab Weda dengan nama lain yaitu kitab Veda.
Secara
etimologi Weda berarti pengetahuan, dan secara semantik pengetahuan
spiritual sejati tentang kebenaran abadi .Kitab Weda menggunakan bahasa
Sansekerta.
Kitab
Weda adalah sumber ajaran agama Hindu, sebab didalam Weda adalah ajaran yang
merupakan kebenaran agama Hindu. Kitab Weda merupakan pokok inti ajaran,dimana
dari kitab Weda mengalir ajaran-ajaran yang dikembangkan dalam kitab-kitab lain. Umat agama Hindu
berkeyakinan bahwa kitab Weda merupakan wahyu atau sabda Tuhan yang Maha Esa(
Brahma), yang disebut Surti, wahyu-wahyu itu di terima oleh Apuruseya,
yaitu bukan dari Purusa atau manusia. Para umat Hindu juga berkeyakinan bahwa
kitab Weda sebagai Anadi-Ananta artinya tidak berawal dan tidak
berakhir.
Maharsi
Manu, peletak dasar hukum Hindu, menegaskan bahwa Weda adalah sumber dari
segala dharma atau hukum Hindu:
Vedo khilo dharma mulam
Smarti sile ca tad vidam
Acarasca iva sadhunam
Atmanas tustit eva ca (Manavadharmasastra II.6)
Artinya : Weda adalah sumber
dari segala dharma.
Berdasarkan
kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber hukum agama Hindu
adalah Weda (Surti), Smrti(Dharmasastra), Sila( tingkah laku orang suci), Acara
(tradisi yang baik), Atmanastuti( keheningan hati/ suara hati nurani).[7]Kebenaran tentang Veda
sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa ditegaskan oleh pernyataan yang terdapat
dalam kitab Taittiriya Aranyaka 1.9.1 (Dayananda, 1974:LI) maupun maharsi
Aupamanyu sebagai yang dikutip oleh mahàrûi Yàûka (Yàskàcarya) di dalam kitab
Nirukta II.11[8]
Seperti
kitab-kitab ajaran agama lain, didalam
kitab Weda juga mengajarkan pengikutnya agar selamat dunia dan akhirat. Tidak
hanya mengajarkan pada tuntutan hidup individual tapi juga dalam bermasyarakat.
Segala tuntutan hidup yang ditunjukkan kepada umat Hindu oleh ajaran Weda
terhimpun dalam kitab-kitab Samhita, Brahmana, Aranyaka dan Upanisad yang
dijelaskan kembali dalam kitab-kitab susastra Weda atau susastra Hindu lainnya.[9]
Selain kitab Weda, kitab-kitab lain yang dipandang suci olehUmat Hindu adalah:
Brahmana, Upanisad, Purana, Tantra dan dll.
Kitab Weda terdiri atas empat
himpunan kitab (samhita):
1. Regweda,
berisi pujian terhadap dewa-dewa yang digunakan untuk
mengundang para dewa agar hadir pada upacara –upacara korban yang
dipersembahkan pada mereka(dewa - dewa).dan imam –imam atau pendeta yang
mengajukannya di sebut : Hotr
2. Samaweda,
sebagaian besar berisi sya’ir-sya’ir
dari Regweda tetapi memakai tanda nada sehingga bisa dinyanyikan.dan ima
yang mengajukannya disebut :Udgatr
3. Yajurweda,
berisi do’a-do’a untuk penghantar saji-saji untuk para dewa.imam –
imam atau pendeta yang memimpin di sebut ;Adwaryu
4. Atharweda,
berisi mantra-mantra[10],kitab
ini du gunakan untuk menyembukan orang – orang sakit mengusir roh jahat
,Dll,dan akan langsug di pimpin oleh pendetanya sendiri.
E.
Sekte –
sekte dalam agama Hindu
Sebelum
kita berbicara panjang lebar tentang sekte,marilah sejenak kita kaji terlebih
dahulu masalah makna atau arti dari sekte itu sendiri,sekte menurut :
Kata sekte berasal dari
istilah bahasa latin secta(dari
sequi)yang berarti:
a) Suatu
langkah atau jalan kehidupan
b) Suatu
aturan prilaku atau prinsip – prinsip dasar
c) Suatu
aliran atau doktrin filsafat.[11]
Sekte
dalam ajaran agama hindu yang di maksud adalah aliran atau jalan ayang di
gunakan untuk menuju tuhan yang maha esa(hyang
widhi) itu beragam,dan kemudia dikenallah para dewa.dewa yang paling
tinggi di jadikan sarana untuk mencapai Hyang widhi.
Sekte – sekte yang tertinggi
dalam agama hindu adalah :
1. Sekte
brahma yaitu sebagai pencipta yang menurunkan beberapa sekte:
a) Sekte
agni (dewa api suci)
b) Sekte
rudra
c) Sekte
yama
d) Sekte
indra.(dewa perang)
2. Sekte
waisnawa :yaitu menonjolkan kasih sayang
dan bersifat memelihara,
3. Sekte
siwa : yaitu sebagai pelebur dan pengembali,dan sekte ini di bagi menjadi:
a) Sekte
sakti(durga)
b) Sekte
ganesha
c) Sekte
siwa siddhanta yang merupan aliran yang mayoritas dijalani oleh masyrakat bali,
d) Sekte
bhairawa,dan masih banyak sekte yanh lain.
Dalam agama hindu terdapat
banyak sekali aliran(sekte) karena dalam hindu tidak mengikat umat untuk
harus memaksakan untuk menganut pada satu aliran saja.
F. Kasta – kasta dalam agama Hindu
Dalam
agama hindu mengenal juga istilah kasta,tentang bagaimana riwayat munculnya
kasta – kasta ini,masih merupakan masalah yang rumit dan membingungkan.
Menurut bleeker,sistem ini
berpangkal pada empat golongan tua dari suku arya,yaitu golongan pendeta
(brahmana),golongan perwira (ksatria),golongan pedagang atau petani(waisya),dan
golongan buruh dan budak(sudra).[12]
Akan tetapi ada juga yang berpendapat lain,bahwa
timbulnya kasta itu karena perbenturan antara bangsa arya (pendatang)dengan
bangsa dravida(india asli).pada awalnya suku bangsa arya berusaha sekuat
mungkin untuk tidak bercampur darah(asimilasi)dengan penduduk asli,karena
mereka merasa lebih tinggi derajatnya di banding dengan penduduk yang telah di
taklukannya itu.akan tetapi akibat peperangan itu banyak susku yang kekeurangan
istri ,terpaksa harus kawin dengan orang – orang pribumi.jelaslah anak – anak
mereka akan di anggap lebih rendah status sosial mereka.demikianlah keturunan
kedua telah menimbulkan kelas antara bangsa arya dengan bangsa pribumi,yaitu
orang – orang yang berdarah campuran .perkembangan inilah yang akhirnya
menyebabkan timbulnya empat kasta dalam agama hindu.
Dan dalam kasta – kasta yang jumlahnya ada
empat itu(catur varna)terdapat prinsip dasar yaitu endogamis(laragan perkawinan
beda kasta)jadi dalam hindu tidak ada perpindahan kasta.[13]
Dalam agama ini ada empat
kasta yaitu :
a) Kasta
brahmana
kasta ini merupakangolongan pendeta,yaitu orang
– orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang tinggi,orang
suci,jujur,bijaksana,dan
percaya pada weda .dalam kasta ini apabila melakuka kesalahan maka hukumannya
akan lebih ringan dari pada seorang kesatria yang melakukan kesalahan yang
swama.dan dalam masalah perkawinan ,kasta brahmana tidak boleh menikah atau
kawin dengan orang yang kastanya lebih rendah ,karena dapat menghancurkan
dirinya bahkan dijelaskan dalam kitab manu darma sastra,dalam buku manu darmasastra
dijelaskan,bahwa seorang brahmana yang membawa wanita sudra ketempat tidur maka
setelahia mati akan masuk neraka.
b) kasta
kesatria
kasta kesatria
adalah kasta yang nomer dua setelahlah
kastra brahmana,kasta ini terdiri dari orang – orang yang memegang
tampuk pemerintahan,adipati,patih,mentri,pejabat negara, perwira,yaitu orang – orang
yang memilki keberanian,cinta tanah air,bangsa dan negara,
c) kasta
waisya
ini adalah kasta yang ke tiga dalam agama hindu
,dalam kasta ini terdiri dari golongan orang – orang yang memiliki ketrampilan
dalam perekonomian .
d) kasta
sudra
kasta surdra adalah kasta keempat yang terdiri
dari kaum pekerja,buruh,pelayan,yang bertugas pada brahmana,ksatria,waisya
sebagimana yang harus mereka perbuat,dan apabila ketiga orang yang di bantu
tersebut merasa puas maka mereka akan di hapus segala dosa – dosanya dan akan terkabul segala urusan dan
usahanya.
Menurut
ajaran catur Warnastatus seseorang didapat sesuai dengan pekerjaannya, Jadi,status seseorang tidak
didapat semenjak dia lahir melainkan didapat setelah ia menekuni suatu profesi
atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Catur Warnamenekankan seseorang agarmelaksanakan
kewajibannya dengan sebaik-baiknya.Keempat golongan sangat dianjurkan untuk
saling membantu agar mereka dapat memperoleh hak.Dalam sistem Catur Warna
terjadi suatu siklus “memberi dan diberi” jika keempat golongan saling memenuhi
kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
kesimpulan
Agama
hindu sendiri Berasal dari Penduduk India yang terkenal dengan Sebutan Bangsa
Dravida. Mula-mula mereka tinggal dan tersebar di seluruh negeri, tetapi lama
kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri,
karena meraka di sebelah utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada
bangsa-bangsa yang merebut negeri itu. Bangsa Dravida adalah bangsa yang
berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut kriting.Agama hindu tumbuh dari dua
sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa
yang berlainan, tetapi lebur menjadi satu. Walaupun dalam tulisan-tulisan
Hinduistis yang tertua, unsur-unsur Arya lebih dominan, namun tulisan-tulisan
Hinduistis yang kemudian justru unsure Pra-Arya yang lebih menonjol.
Sekte –
sekte yang tertinggi dalam agama hindu
adalah :
1.
Sekte brahma
2.
Sekte siwa
3.
Sekte waisnawa
Kasta dalam Agama
Hindu ada empat yaitu:
1.
Kasta
Brahmana
2.
Kasta
Ksatria
3.
Kasta
Waisya
4.
Kasta
Sudra
DAFTAR
PUSTAKA
A.G. Honing,Jr.,Ilmu
Agama, Badan Penerbit Kristen,Jakarta,1966
Drs. Mujtahid Abdul
Manaf, Sejarah agama-agama,
Raja Wali Press, Jakarta, 1994
Donald Eugene Smith,
Agama dan Modernisasi Politik, rajawali press, Jakarta, 1970
Djam’ Annuri ,Agama
Kita, Kurnia Kalam Semesta,Yogyakarta,2002
Mahadevan,(1984:13)
Annuri Djam’ ,Agama
Kita, Kurnia Kalam Semesta,Yogyakarta
Agus Hakim,Perbandingan
Agama, Diponegoro, Bandung,2006,
Bleeker.pertemuan agama – agama di dunia,terjermahan Barus
siregar.penerbit.sumur bandung.thn.1994
Drs.mudjahid abdul manaf.sejarah agam – agama.enerbit IAIN
Walisongo pres.1994.
[1] Mahadevan,(1984:13)
[2] A.G. Honing,Jr.,Ilmu Agama,
Badan Penerbit Kristen,Jakarta,1966,hlm
[3] Drs. Mujtahid Abdul Manaf,
Sejarah agama-agama, Raja Wali Press, Jakarta, 1994
[4]http://jemersonsinaga.blogspot.com/2008/04/sejarah-agama-hindu.html
[5] Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik, rajawali press,
Jakarta, 1970
[6] Monisme dari bahasa yunani yang=satu adalah pandanagan filosofis
yang menyatakan hanya ada satu wujud di dunia ini. Donald Eugene Smith, Agama
dan Modernisasi politik .Cv rajawali Jakarta, 1985. Hal 50.
[7] Annuri Djam’ ,Agama Kita, Kurnia Kalam
Semesta,Yogyakarta,2002,hal 44
[8] internat
[9] Annuri Djam’ ,Agama Kita, Kurnia Kalam
Semesta,Yogyakarta,2002,hal 43
[10] Hakim Agus,Perbandingan Agama, Diponegoro, Bandung,2006, hal 132
[11].^Alex Michaels "Hinduism past and Present"
(2004) Princeton University Press, ISBN 0-691-08952-3, terj.dari bahasa Jerman "Der Hinduismus"
(1998) hlm. 319
[12].C.j.bleeker.pertemuan agama – agama di
dunia,terjermahan Barus siregar.penerbit.sumur bsndung.thn.1994.cetakan ke
3.halaman 7.
[13]Drs.mudjahid abdul manaf.sejarah agam –
agama.enerbit IAIN Walisongo pres.1994.cetakan
ke 1 hal 13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar