Jumat, 26 April 2013

AGAMA HINDU



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Dalam hal kepercayaan beragama,perlu kita ketahui bahwa sumber terjadinya agama dibedakan menjadi dua kategori, yaitu agama Samawi atau agama Langit dan agama Wa’di atau agama Bumi. Agama Samawi adalah agama yang di dapat dari wahyu Tuhan,Hindu, Budha, Tao, Kong hu –chu dll.
Agama Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agamayang pertama dikenal oleh manusia. Dalam uraian ini akan dijelaskan kapan dandimana agama itu diwahyukan dan uraian singkat tentang proses perkembangannya.Agama Hindu adalah agama yang telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleksdibidang astronomi, ilmu pertanian, filsafat dan ilmu-ilmu lainnya.Karena luas danterlalu mendetailnya jangkauan pemaparan dari agama Hindu, kadang-kadang terasasulit untuk dipahami.
Banyak para ahli dibidang agama dan ilmu lainnya yang telah mendalami tentangagama Hindu sehingga muncul bermacam- macam penafsiran dan analisa terhadapagama Hindu.Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para ahli untukmenetapkan kapan agama Hindu itu diwahyukan, demikian juga mengenai metode danmisi penyebarannya belum banyak dimengerti.
Penampilan agama Hindu yang memberikan kebebasan cukup tinggi dalammelaksanakan upacaranya mengakibatkan banyak para ahli yang menuliskan tentangagama ini tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ada dalam agama Hindu.Sebagai Contoh: "Masih banyak para ahli menuliskan Agama Hindu adalah agamayang polytheistis dan segala macam lagi penilaian yang sangat tidak mengenakkan,serta merugikan agama Hindu".Disamping itu di kalangan umat Hindu sendiripun masih banyak pemahaman-pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan diamalkan.
Dalam ajaran Agama Hindu agama mengandung pengertian Satya, Arta, Diksa, Tapa, Brahma, dan Yajna. Satya adalah kebenaran yang absolute.Arta adalah dharma atau perundang-undangan.Diksa adalah penyucian.Tapa adalah perbuatan suci. Brahma adalah doa atau mantra. Yajna adalah kurban.
Diantara Agama yang besar yang tertua dan banyak penganutnya di dunia serta berpengaruh dalam kebudayaan bangsa di dunia. Sanatana Dharma adalah nama asli Hindu. Sanatana Dharma adalah nama lain untuk Agama Hindu, sebuah agama yang sudah ada sebelum agama-agama lain. Tidak ada bukti yang pasti kapan agama hindu mulai ada. Nyatanya, ia tidak mulai pada zaman tertentu. Ia ada tanpa permulaan dan tanpa akhir (Anadi-ananta). Nama hindu sekarang lazim di kenal dan di pergunaakan secara umum di dunia, merupakan nama asing karena nama itu di berikan oleh orang yang bukan beragama hindu. Nama itu diberikan pada kelompok masyarakat yang memiliki agama dan tradisi  Dharma.Ajaran Dharma ini di kenal dengan nama Indus Culture atau kebudayaan lembah sungai Indus(sindhu). Di dalam pengucapanya, perubahan lafal dari “S” ke “H” mempengarui ejaan “SHINDU” ke “HINDU”, dan dipakai hingga sekarang. Kata sansekerta yang terdekat dengan arti kata agama adalah Dharma. Dengan demikian Hindu Dharma sama dengan Agama Hindu, yaitu agama yang kekal dan abadi(Sanatana Dharma). Setiap Agama memiliki sejarahnya sendiri, dan agama hindu telah mengalami perkembangan yang amat panjang dan lama sejak beribu-ribu tahun sebelum masehi hingga sekarang.
Maka dari itu perlunya kita untuk mengetahui latar belakang agama ini, siapa pembawa dan sumber pokok ajaran Agama Hindu.Maka dari itu makalah ini di buat untuk mengetahui pertanyaan-pertanyaan di atas.
B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah Sejarah perkembangan Agama Hindu?
2.      Apakah Sumber Pokok Agama Hindu?
3.      Apakah Sekte-sekte dalam Agama Hindu?
4.      Ada berapakah kasta dalam agama hindu ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sejarah  Agama Hindu
Diantara agama besar yang tertua dan banyak penganutnya di dunia serta berpengaruh dalam kebudayaan bangsa Indonesia adalah Agama Hindu.Dalam membicarakan Agama Hindu, perlu mengetahui sejarah yang panjang dari gejala-gejala keagamaan yang telah terlebur dalam Agama Hindu.Dimulai dari Zaman perkembangan kebudayaan-kebudayaan besar di Mesopotamia dan Mesir. Karena rupanya antara tahun 3000 dan 2000 Sebelum Masehi di lembah Sungai Sindhu (Indus) sudah ada bangsa-bangsa yang Peradabanya menyerupai kebudayaan Bangsa Sumeria di daerah Sungai Eufrat dan Tigris, maka terdapat Peradaban yang sama di sepanjang pantai dari laut Tengah sampai ke Teluk Benggala. Rentangan daerah antara tempat-tempat di sepanjang pantai dari laut tengah sampai ke teluk benggala terdapat peradaban yang sama,yang sedikit demi sedikit meningkat kepada perkembangan yang tinggi.
Nama Agama Hindu sendiri berasal dari nama Sungai yang sekarang terletak di Pakistan yang bernama “Sindhu”, yang menurut ucapan orang Parsi disebut “Hindu”. Bukti-bukti arkeologis yang menyatakan adanya Agama Hindu ini dapat temukan di Punjab dan sebelah utara Karachi, puing-puing itu sendiri telah berusia antara 2500-2000 Sebelum Masehi.
Kata Hindu sebenarnya adalah nama yang diberikan oleh orang-orang Persia yang mengadakan komunikasi dengan penduduk di lembah Sungai Sindhu dan ketika orang-orang Yunani mengadakan kontak dengan masyarakat di lembah Sungai Sindhu mengucapkan Hindu dengan Indoi dan kemudian orang-orang barat yang datang kemudian menyebutnya dengan India. Pada mulanya wilayah yang membentang dari lembah sungai Shindu sampai kini bernama Srilangka, Pakistan, Bangladesh yang disebut dengan nama Bharatavarsa yang di sebut juga Jambhudvipa.
Kata Sanàtana Dharma   berarti  agama yang bersifat abadi   dan  akan  selalu dipedomani oleh umat manusia sepanjang Nama   asli  dari  agama ini masa, karena ajaran yang disampaikan adalah kebenaran yang bersifat universal, merupakan santapan rohani dan pedoman hidup umat manusia yang tentunya tidak terikat oleh kurun waktu tertentu. Kata Vaidika Dharma berarti ajaran agama yang bersumber pada kitab suci Veda, yakni wahyu Tuhan Yang Maha Esa.[1]
Agama hindu sendiri Berasal dari Penduduk India yang terkenal dengan Sebutan Bangsa Dravida. Mula-mula mereka tinggal dan tersebar di seluruh negeri, tetapi lama kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena meraka di sebelah utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-bangsa yang merebut negeri itu.Bangsa Dravida adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut kriting.[2]
Antara tahun 2000 dan 1000 Sebelum Masehi dari sebelah utara masuk ke India Bangsa Arya yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran yang memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan Hindu Kush. Bangsa  Arya itu serumpun dengan Bangsa Jerman, Yunani, Romawi dan bangsa-bangsa lain di Eropa dan Asia. Mereka tergolong dalam apa yang kita sebut rumpun Indo Jerman. Mereka berkulit putih dan berbadan tegap, hidung melengkung sedikit.Namun peradaban mereka lebih rendah dari peradaban Bangsa Dravida.Setelah bangsa pendatang tadi tiba di dataran Sungai Sindhu yang subu, bercampurlah mereka lama kelamaan dengan penduduk asli Bangsa Dravida.[3]
Semula mereka mengganggap bahwa kebudayaan India itu di bawa oleh Bangsa Arya, tetepi setelah penggalian-penggalian di Mahenjo Daro dan Harappa, berubahlah pandangan mereka.Karena peradaban mereka lebih rendah dari Bangsa Dravida. Umpamanya saja, Bangsa Arya belum mempunyai patung-patung Dewa, Bangsa Dravida sudah mempunyai dan membuatnya. Pengakuan dewa-dewa induk, merupakan gejala yang khas di dalam Agama Hindu Pra-Arya.
Jadi dapat dikonstansi dengan jelas bahwa agama hindu tumbuh dari dua sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa yang berlainan, tetapi lebur menjadi satu. Walaupun dalam tulisan-tulisan Hinduistis yang tertua, unsur-unsur Arya lebih dominan, namun tulisan-tulisan Hinduistis yang kemudian justru unsure Pra-Arya yang lebih menonjol.
Dalam perkembanganya Agama Hindu dapat di bagi menjadi Lima Periode:[4]
1.      Masa tumbuh ( Weda Samhita )
Yaitu sejak datangnya Bangsa Arya di  Punjab (1500-1000 SM)
2.      Masa pengaruh Agama Brahmana
Yaitu Agama yang mementingkan Upacara Korban (1000-750 SM)
3.      Masa Upanisad
Yaitu masa penafsiran dan perubahan (750-500 SM)
4.      Masa keagamaan Budha (500-300 SM)
5.      Masa berkembangnya Agama Hindu sampai sekarang sejak abad ketiga masehi.
Masuknya Agama Hindu di Indonesia belum dapat di ketahui dengan pasti.Para Ahli Sejarah berpendapat bahwa Agama Hindu masuk ke Indonesia pada awal tahun masehi.Namun kehidupan Agamanya baru jelas pada abad ke-4 masehi dengan di temukanya 7 buah Yupa peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimanatan Timur.Kemudian pada abad ke-5 Agama Hindu telah berkembang di Jawa Barat di bawah raja Purnawarman.Ini terbukti dengan Prasasti Ciaterium di dekat Bogor.
 Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu keIndonesia :
ü  Krom (ahli - Belanda), dengan teori Waisya.
Dalam bukunya yang berjudul "Hindu Javanesche Geschiedenis", menyebutkan bahwamasuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalandamai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.
ü  Mookerjee (ahli - India tahun 1912).
Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawaoleh para pedagang India dengan armada yang besar.Setelah sampai di Pulau Jawa(Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempatuntuk memajukan usahanya.Dari tempat inilah mereka sering mengadakan hubungandengan India.Kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaranagama Hindu di Indonesia.
ü  Moens dan Bosch (ahli - Belanda)
Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadappenyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia.Demikian pula pengaruhkebudayaan Hindu yang dibawa oleh para para rohaniwan Hindu India ke Indonesia.
Prasasti Canggal yang di keluarkan Raja Sanjaya di Jawa Tengah yang bertahun 654 saka dikatakan ada pemujaan terhadap Dewa Shiwa, Dewa Wishnu dan dewa Brahma. Diperkirakan pada abad ke-7-9 di jawa tengah yang menonjol adalah pemuja Dewa Shiwa.Kemudian dari Prasasti Dinaya (683 saka) dikatakan bahwa Kerajaan Kajuruan di Jawa Timur telah melakukan upacara Keagamaan Hindu besar-besaran. Selanjutnya sejak itu maka Empu Sendok (929-947) pemuja Dewa Shiwa membangun dinasati Wasma Isana, dan di masa penggantinya Raja Dharmawangsa di susunanlah kitap hukum Hindu ‘Purwadigma’ yang bersumber dari Vedasmrti.[5]
Ketika kekuasaan Airlangga (1019-1042) di Medang Kamulan Agama Hindu yang pesat pengembanganya perkembanganya.Selanjutnya di zaman Kediri (1042-1222) banyak sastra Hindu yang terbit seperti kitab Smaradana, Bratayuda, Lubdhaka, Wartasancaya, Krestayana.Di mana kekuasaan ken arok (1222-1292) berdiri Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singosari.Berakhirnya Singosari di gantikan majapahit berarti zaman keemasan Agama Hindu dengan Candi Penataran yang terbesar dan kitab riwayatnya Negarakertagama. Tetapi Agama Hindu sudah sejak abad ke-8 telah masuk di bali dari jawa timur yang beiringan dengan agama budha Mahayana yang hidup hingga sekarang.
Di dalam Agama Hindu sulit untuk mengetahui siapa yang menjadi pendiri atau pembawa pertama agamanya karena agama ini turun kepada Maha Rsi dalam jarak waktu yang ribuan tahun antara yang satu dan yang lain. Jadi kapan turunya wahyu, dimana dan bagaimana caranya tidak dapat di ketahui. Menurut paham Agama Hindu wahyu-wahyu itu di terima oleh para Maha Rsi dengan jalan “meditasi” yaitu kemampuan menyelamatkan akal pikirannya sehingga ia di sebut sebagai “Muni”, dengan jalan ‘Bertapa’ melalui beberapa beberapa fase dalam waktu lama untuk dapat melihat kebenaran, dengan ketenangan, perenungan dan pandangan yang mendalam dan mendasar, dalam arti mengalihkan kekuatan-kekuatan batin, tenggelam ke dalam penghayatan dan perenungan yang khusuk.
Menurut kepercayaan umat Hindu bahwa Rsi atau Muni itu telah ribuan tahun melakukan meditasi untuk memperoleh inspirasinya, sehinggan mampu menafsirkan dan menjelaskan ajaran-ajaran Agama Hindu secara terperinci. Tetepi siapa pribadi-pribadi yang di sebut ‘sapta rsi’ atau tujuh Maharesi yaitu Maharesi Grtsamada, Wismamitra, Wamadewa, Atri, Bharadwaja, Washita dan Maharesi Kanwa, atau Rsi Panini dan masih banyak yang tidak jelas.
Dengan adanya perbedaan penafsiran dalam Agama Hindu, maka timbullah berbagai Madhab filsafat agama yang di sebut Darsana, yaitu Ghuru atau Acarya. Apa yang mereka lihat, dengar dan ingat, kemudian di kumpulkan kembali menjadi ‘Smti’, seperti kitab-kitab Bhagawadgita, Brahma Sastr, Manu Dharmasatra yang di tulis dalam aksara dan bahasa Sansekerta. Para Rsi dan para pengikut ajaran tersebut di sebut ‘Arya’ atau ‘Sista’ yang maksudnya orang-orang yang sangat taat.
Agama Hindu banyak sekali berisi kepercayaan dan upacara peribadatan. Keanekaragaman dalam agama Hindu tampak begitu mencolok sehingga sejumlah sarjana meragukan apakah agama Hindu itu biasa disebut sebuah agama ataukah meruppakan bermacam-macam sekte, budaya setempat, dan penngalaman agama yang satu sama lain terikat oleh tali-tali yang paling halus. Kepercayaan Hindu berfariasi dari animism primitive melalui politeisme yang sama sekali tidak masuk akal sampai kepada filsafat monism Vedanta.[6]
Dengan demikian yang merupakan salah satu sumber agama hindu yang juga sering di sebut ‘Sanata Dharma’ atau agama yang kekal, atau yang di sebut ‘Waidika Dharma’ atau agama yang berdasarkan kitab-kitab suci weda, adalah para Rsi atau Maha Rsi yang tidak jelas latar belakang sejarahnya.  


B.     Keyakinan dalam agama hindu
Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian.Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri.Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman),yang memanifestasikan diri-Nya kepadamanusiadalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
1.      Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2.      Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3.      Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
4.       Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5.       Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.

C.      Konsep ketuhanan

Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain henoteisme, panteisme, monisme, monoteisme, politeisme, dan bahkan ateisme. Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui. Sebenarnya konsep ketuhanan yang jamak tidak diakui oleh umat Hindu pada umumnya karena berdasarkan pengamatan para sarjana yang meneliti agama Hindu tidak secara menyeluruh.

D.     Sumber Pokok Ajaran Agama Hindu
 Ada banyak kitab yang di jadikan sebagai sumber ajaran dalam agama Hindu.Namun diantara kitab-kitab itu Kitab Wedalah yang merupakan kitab suci yang asli dalam agama Hindu. Dilihat dari beberapa buku, ada yang menyebut kitab Weda dengan nama lain yaitu kitab Veda.
Secara etimologi Weda berarti pengetahuan, dan secara semantik pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi .Kitab Weda menggunakan bahasa Sansekerta.
Kitab Weda adalah sumber ajaran agama Hindu, sebab didalam Weda adalah ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Kitab Weda merupakan pokok inti ajaran,dimana dari kitab Weda mengalir ajaran-ajaran yang dikembangkan  dalam kitab-kitab lain. Umat agama Hindu berkeyakinan bahwa kitab Weda merupakan wahyu atau sabda Tuhan yang Maha Esa( Brahma), yang disebut Surti, wahyu-wahyu itu di terima oleh Apuruseya, yaitu bukan dari Purusa atau manusia. Para umat Hindu juga berkeyakinan bahwa kitab Weda sebagai Anadi-Ananta artinya tidak berawal dan tidak berakhir.
Maharsi Manu, peletak dasar hukum Hindu, menegaskan bahwa Weda adalah sumber dari segala dharma atau hukum Hindu:
Vedo khilo dharma mulam
Smarti sile ca tad vidam
Acarasca iva sadhunam
Atmanas tustit eva ca (Manavadharmasastra II.6)
Artinya : Weda adalah sumber dari segala dharma.
Berdasarkan kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber hukum agama Hindu adalah Weda (Surti), Smrti(Dharmasastra), Sila( tingkah laku orang suci), Acara (tradisi yang baik), Atmanastuti( keheningan hati/ suara hati nurani).[7]Kebenaran tentang Veda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa ditegaskan oleh pernyataan yang terdapat dalam kitab Taittiriya Aranyaka 1.9.1 (Dayananda, 1974:LI) maupun maharsi Aupamanyu sebagai yang dikutip oleh mahàrûi Yàûka (Yàskàcarya) di dalam kitab Nirukta II.11[8]
Seperti kitab-kitab  ajaran agama lain, didalam kitab Weda juga mengajarkan pengikutnya agar selamat dunia dan akhirat. Tidak hanya mengajarkan pada tuntutan hidup individual tapi juga dalam bermasyarakat. Segala tuntutan hidup yang ditunjukkan kepada umat Hindu oleh ajaran Weda terhimpun dalam kitab-kitab Samhita, Brahmana, Aranyaka dan Upanisad yang dijelaskan kembali dalam kitab-kitab susastra Weda atau susastra Hindu lainnya.[9] Selain kitab Weda, kitab-kitab lain yang dipandang suci olehUmat Hindu adalah: Brahmana, Upanisad, Purana, Tantra dan dll.

Kitab Weda terdiri atas empat himpunan kitab (samhita):
1.      Regweda, berisi pujian terhadap dewa-dewa yang digunakan untuk mengundang para dewa agar hadir pada upacara –upacara korban yang dipersembahkan pada mereka(dewa - dewa).dan imam –imam atau pendeta yang mengajukannya di sebut : Hotr
2.      Samaweda, sebagaian besar berisi sya’ir-sya’ir  dari Regweda tetapi memakai tanda nada sehingga bisa dinyanyikan.dan ima yang mengajukannya disebut :Udgatr
3.      Yajurweda, berisi do’a-do’a untuk penghantar saji-saji untuk para dewa.imam – imam atau pendeta yang memimpin di sebut ;Adwaryu
4.      Atharweda, berisi mantra-mantra[10],kitab ini du gunakan untuk menyembukan orang – orang sakit mengusir roh jahat ,Dll,dan akan langsug di pimpin oleh pendetanya sendiri.

E.      Sekte – sekte dalam agama Hindu
Sebelum kita berbicara panjang lebar tentang sekte,marilah sejenak kita kaji terlebih dahulu masalah makna atau arti dari sekte itu sendiri,sekte menurut :
Kata sekte berasal dari istilah bahasa latin  secta(dari sequi)yang berarti:
a)     Suatu langkah atau jalan kehidupan
b)     Suatu aturan prilaku atau prinsip – prinsip dasar
c)      Suatu aliran atau doktrin filsafat.[11]
Sekte dalam ajaran agama hindu yang di maksud adalah aliran atau jalan ayang di gunakan untuk menuju tuhan yang maha esa(hyang  widhi) itu beragam,dan kemudia dikenallah para dewa.dewa yang paling tinggi di jadikan sarana untuk mencapai Hyang widhi.
Sekte – sekte yang tertinggi dalam agama hindu  adalah :
1.      Sekte brahma yaitu sebagai pencipta yang menurunkan beberapa sekte:
a)     Sekte agni (dewa api suci)
b)     Sekte rudra
c)      Sekte yama
d)     Sekte indra.(dewa perang)
2.      Sekte waisnawa  :yaitu menonjolkan kasih sayang dan bersifat memelihara,
3.      Sekte siwa : yaitu sebagai pelebur dan pengembali,dan sekte ini di bagi menjadi:
a)     Sekte sakti(durga)
b)     Sekte ganesha
c)      Sekte siwa siddhanta yang merupan aliran yang mayoritas dijalani oleh masyrakat bali,
d)     Sekte bhairawa,dan masih banyak sekte yanh lain.
Dalam agama hindu terdapat banyak sekali aliran(sekte) karena dalam hindu tidak mengikat umat untuk harus memaksakan untuk menganut pada satu aliran saja.




F.      Kasta – kasta dalam agama Hindu
Dalam agama hindu mengenal juga istilah kasta,tentang bagaimana riwayat munculnya kasta – kasta ini,masih merupakan masalah yang rumit dan membingungkan.
Menurut bleeker,sistem ini berpangkal pada empat golongan tua dari suku arya,yaitu golongan pendeta (brahmana),golongan perwira (ksatria),golongan pedagang atau petani(waisya),dan golongan buruh dan budak(sudra).[12]
Akan tetapi ada juga yang berpendapat lain,bahwa timbulnya kasta itu karena perbenturan antara bangsa arya (pendatang)dengan bangsa dravida(india asli).pada awalnya suku bangsa arya berusaha sekuat mungkin untuk tidak bercampur darah(asimilasi)dengan penduduk asli,karena mereka merasa lebih tinggi derajatnya di banding dengan penduduk yang telah di taklukannya itu.akan tetapi akibat peperangan itu banyak susku yang kekeurangan istri ,terpaksa harus kawin dengan orang – orang pribumi.jelaslah anak – anak mereka akan di anggap lebih rendah status sosial mereka.demikianlah keturunan kedua telah menimbulkan kelas antara bangsa arya dengan bangsa pribumi,yaitu orang – orang yang berdarah campuran .perkembangan inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya empat kasta dalam agama hindu.
Dan dalam kasta – kasta yang jumlahnya ada empat itu(catur varna)terdapat prinsip dasar yaitu endogamis(laragan perkawinan beda kasta)jadi dalam hindu tidak ada perpindahan kasta.[13]
Dalam agama ini ada empat kasta yaitu :
a)     Kasta brahmana
kasta ini merupakangolongan pendeta,yaitu orang – orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang tinggi,orang suci,jujur,bijaksana,dan percaya pada weda .dalam kasta ini apabila melakuka kesalahan maka hukumannya akan lebih ringan dari pada seorang kesatria yang melakukan kesalahan yang swama.dan dalam masalah perkawinan ,kasta brahmana tidak boleh menikah atau kawin dengan orang yang kastanya lebih rendah ,karena dapat menghancurkan dirinya bahkan dijelaskan dalam kitab manu darma sastra,dalam buku manu darmasastra dijelaskan,bahwa seorang brahmana yang membawa wanita sudra ketempat tidur maka setelahia mati akan masuk  neraka.

b)     kasta kesatria
kasta kesatria  adalah kasta yang nomer dua setelahlah  kastra brahmana,kasta ini terdiri dari orang – orang yang memegang tampuk pemerintahan,adipati,patih,mentri,pejabat negara, perwira,yaitu orang – orang yang memilki keberanian,cinta tanah air,bangsa dan negara,
c)      kasta waisya
ini adalah kasta yang ke tiga dalam agama hindu ,dalam kasta ini terdiri dari golongan orang – orang yang memiliki ketrampilan dalam perekonomian .
d)     kasta sudra
kasta surdra adalah kasta keempat yang terdiri dari kaum pekerja,buruh,pelayan,yang bertugas pada brahmana,ksatria,waisya sebagimana yang harus mereka perbuat,dan apabila ketiga orang yang di bantu tersebut merasa puas maka mereka akan di hapus segala dosa – dosanya dan akan terkabul segala urusan dan usahanya.
Menurut ajaran catur Warnastatus seseorang didapat sesuai dengan pekerjaannya, Jadi,status seseorang tidak didapat semenjak dia lahir melainkan didapat setelah ia menekuni suatu profesi atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Catur Warnamenekankan seseorang agarmelaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.Keempat golongan sangat dianjurkan untuk saling membantu agar mereka dapat memperoleh hak.Dalam sistem Catur Warna terjadi suatu siklus “memberi dan diberi” jika keempat golongan saling memenuhi kewajibannya.







BAB III
PENUTUP

kesimpulan
Agama hindu sendiri Berasal dari Penduduk India yang terkenal dengan Sebutan Bangsa Dravida. Mula-mula mereka tinggal dan tersebar di seluruh negeri, tetapi lama kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena meraka di sebelah utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-bangsa yang merebut negeri itu. Bangsa Dravida adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut kriting.Agama hindu tumbuh dari dua sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa yang berlainan, tetapi lebur menjadi satu. Walaupun dalam tulisan-tulisan Hinduistis yang tertua, unsur-unsur Arya lebih dominan, namun tulisan-tulisan Hinduistis yang kemudian justru unsure Pra-Arya yang lebih menonjol.
Sekte – sekte yang tertinggi dalam agama hindu  adalah :
1.      Sekte brahma
2.      Sekte siwa
3.      Sekte waisnawa 

            Kasta dalam Agama Hindu ada empat yaitu:
1.      Kasta Brahmana
2.      Kasta Ksatria
3.      Kasta Waisya
4.      Kasta Sudra



DAFTAR PUSTAKA

A.G. Honing,Jr.,Ilmu Agama, Badan Penerbit Kristen,Jakarta,1966

Drs. Mujtahid Abdul  Manaf, Sejarah agama-agama, Raja Wali Press, Jakarta, 1994


Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik, rajawali press, Jakarta, 1970

Djam’ Annuri ,Agama Kita, Kurnia Kalam Semesta,Yogyakarta,2002

Mahadevan,(1984:13)

Annuri Djam’ ,Agama Kita, Kurnia Kalam Semesta,Yogyakarta

Agus Hakim,Perbandingan Agama, Diponegoro, Bandung,2006,

Alex Michaels"Hinduism past and Present" (2004) Princeton University Press,

Bleeker.pertemuan agama – agama di dunia,terjermahan Barus siregar.penerbit.sumur bandung.thn.1994

Drs.mudjahid abdul manaf.sejarah agam – agama.enerbit IAIN Walisongo pres.1994.


[1] Mahadevan,(1984:13)
[2] A.G. Honing,Jr.,Ilmu Agama, Badan Penerbit Kristen,Jakarta,1966,hlm
[3] Drs. Mujtahid Abdul  Manaf, Sejarah agama-agama, Raja Wali Press, Jakarta, 1994
[4]http://jemersonsinaga.blogspot.com/2008/04/sejarah-agama-hindu.html
[5] Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik, rajawali press, Jakarta, 1970
[6] Monisme dari bahasa yunani yang=satu adalah pandanagan filosofis yang menyatakan hanya ada satu wujud di dunia ini. Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi politik .Cv rajawali Jakarta, 1985. Hal 50.
[7] Annuri Djam’ ,Agama Kita, Kurnia Kalam Semesta,Yogyakarta,2002,hal  44
[8] internat
[9] Annuri Djam’ ,Agama Kita, Kurnia Kalam Semesta,Yogyakarta,2002,hal  43
[10] Hakim Agus,Perbandingan Agama, Diponegoro, Bandung,2006, hal 132
[11].^Alex Michaels "Hinduism past and Present" (2004) Princeton University Press, ISBN 0-691-08952-3, terj.dari bahasa Jerman "Der Hinduismus" (1998) hlm. 319
[12].C.j.bleeker.pertemuan agama – agama di dunia,terjermahan Barus siregar.penerbit.sumur bsndung.thn.1994.cetakan ke 3.halaman 7.
[13]Drs.mudjahid abdul manaf.sejarah agam – agama.enerbit IAIN Walisongo pres.1994.cetakan  ke 1 hal 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar