BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Desain
penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang menunjukkan usaha
peneliti dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan telah memiliki
validitas internal dan validitas eksternal yang komprehensif.
Pada
penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi karena
sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai
sifat emergent dimana phenomena muncul sesuai dengan prinsip alami yaitu
pehenomena apa adanya sesuai dengan yang dijumpai oleh seorang peneliti dalam
proses penelitian dilapangan.
Penelitian
kualitatif dapat dipandang juga sebagai penelitian partisipatif yang desain
penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna
menyesuaikan dari rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat
penelitian yang sebenarnya. Oleh karena seorang peneliti belum mengetahui
tentang responden dan apa yang akan ditanyakan kepada mereka, maka mereka
diperbolehkan melakukan perubahan.
Dalam
penelitian kualitatif, bacaan yang luas dan up to date merupakan syarat mutlak
yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti guna mendalami teori yang relevan
dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian desain penelitian
kualitatif?
2.
Bagaimanakah tahapan-tahapan
dalam desain penelitian kualitatif?
3. Apa saja unsur-unsur desain
penelitian kualitatif
4. Bagaimana
cara mengukur kevalidan sebuah penelitian kualitatif?
5.
Bagaimana sistematika penulisan
laporan penelitian kualitatif?
C. TUJUAN
1.
Mampu mengetahui pengertian
desain penelitian kualitatif.
2.
Mampu mengetahui tahapan-tahapan
dalam desain penelitian kualitatif.
3.
Mampu menegetahui unsure-unsur
dalam desain penelitian kualitatif
4.
Mampu mengetahui cara mengukur
kevalidan sebuah penelitian kualitatif.
5.
Mampu mengetahui sistematika
penulisan laporan penelitian kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Suatu desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara
melakukan penelitian itu. Karena itu desain penelitian hubungannya sangat erat
sekali dengan proses penelitiannya.
Menurut nazir desianpenelitian adalah semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih
sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja.dan
dalam arati yang luas, desain penelitian mencakup proses-prose berikut:
a. Identifikasi
dan pemilihan masalah penelitian
b. Pemilihan
kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan
penelitian sebelumnya.
c. Memeformasikan
masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dan tujuan, luas jangkau, dan
hipotetsis untuk diuji.
d. Membangun
penyelidikan atau percobaan
e. Memeilih
serta memeberikan devinisi terhadap pengukuran variable-variable
f.
Memilh prosedur dan teknik
sampling yang digunakan
g. Menyusun
alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
B. TAHAPAN-TAHAPAN
DALAM MERANCANG PENELITIAN KUALITATIF
Ada beberapa tahapan dalam membuat rancangan penelitian kualitatif sebagai suatu patokan,
walaupun belum ada patokan yang standar dibvanding dengan penelitian
kauntitatif yang sudah memilki tahapan yang baku dan berlaku umum. Penelitian
kualitatif cenderung lebih sulit dibuat dibuat tahapan baku karena terkait
dengan karakteristik dari penelitian kualitatif, yaitu flaksibel sehingga
jalannya penelitian dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada. Menurut para pakar penelitian
kualitatif, yang dapat dijabarkan sebagai beikut:
1. Mengangkat
permasalahan
masalah
penelitian kualitatif merupakan masalah atau isu yang menentukan pada keharusan
dilaksankannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai
sumber. Ia bias bersumber dari pengalaman yang pernah dirasakan peneliti dalam
kehidupan pribadi atau bersumber pada tempat kerjanya. Yang pada intinya sumber-sumber masalah
penelitian itu sangat beragam. Salah satu contohnya adalah untuk
mengidentifikasi kehamilan seorang mahasiswa, peneliti masih terlebih dahulu
memunculkan maslah yang terkait dengan kehidupan mahasiswa dan social secara
umum.
Dalam mengangkat sebuah permalahan , masalah hendaknya memiliki
adanya keunikan , khas, dan daya tarik tersendiri dan maslah tersebut layak
untuk diangkat menjadi sebuah penelitian kualitatif.
Masalah dalam penelitian kualitatif terjadi tiga kemungkinan.
pertama, masalah yang dibawa peneliti
tetap sejak awal hingga akhir sebuah penelitian, sehingga jodul proposal dan
hasil sebuah penelitian tidak sama. Kedua, masalah yang dibawa peneliti
ketempat lokasi penelitian berkembang, yaitu memperluas atau memperdalam
masalah yang telah di persiapkan. Dengan demikian proposal dan judul penelitian
cukup disempurnakan. Ketiga, permasalahan yang dibawa peneliti ke lokasi
penelitian berubah secara total, sehingga harus diganti masalahnya.
Dari ketiga kemungkinan yang terjadi dalam diatas, peneliti
kualitatif yang merubah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lokasi
penelitiannya atau setelah selesai, merupakan penelitian yang lebih baik,
karena dia dipandang mampu melepaskan apa yang telah dipikirkan sebelumnya, dan
selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan
apa yang terjadi dan berkembang pada situasi social yang di teliti.
Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari dua factor atau
lebih yan menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda Tanya dan dengan
sendirinya memerlukan upay untuk mencari sesuatu jawaban. Factor yang
berhubungan tersebut dalam hal ini mungkin berupa konsep, data empiris,
pengalaman, atau unsure lainnya. Apabila kedua factor ini diletakkan secara
berpasangan akan menghasilkan sejumlah tanda Tanya, kesukaran, yaitu sesuatu
yang tidak dipahami atau tidak dapat dijelaskan pada waktu itu.
2. Menentukan
topic penelitian
Dalam penelitian kualitatif, menentukan topic penelitian tak
terlepas dari kajian empiris yang berangkat dari permasalahan dalam lingkup
perisitwa yang terus berlangsung dan bisa diamati saat berlangsungnya
penelitian. Dan ketetapan suatu topic dapat dielaborasi dalam bentuk judul
penelitian. Misalnya :
1) Topic
perencanaan dan kebijkan pendidikan
a. Pengembangan
model perencanaan setrategis dalam menetapkan factor utama keberhasilan
pendidikan
b. Study
perencanaan pendidikan model forcasting dalam perencanaan madrasah ibtidaiyah
di kantor kementrian agama kabupaten malang.
2) Topic
pembiayaan/ekonomi pendidikan
a. Study model
pembiayaan madrasah swasta unggul
b. Mengembangkan
model pembiayaan madrasah secara nasional dalam upaya peningkatan kualiatas
pendidikan.
3) Topik
manajemen
a. Menejemen
anti korupsi pada madrasah aliyah
b. Mengembangkan
model madrasah berbasis kemasyarakatan
4) Topik
kepemimpinan
a. Model-model
pendekatan inquiry dalam pengembangan nilai-nilai kepemimpinan kepala madrasah.
b. Kepmimpinan
transformasional.
3. Menentukan
focus inQuiri
Dalam
penelitian kualitatif pembatasan masalah disebut focus masalah. Seperti contoh,
topic yang dipilih adalah kepimimpinan. Maka kajilah dengan mendalam tentang
paradigma kepemimpinan yang berkembang dan isu-isu kepemimpinan yang sangat
hangat diperbincangkan orang. Pardigma desentralisasi dengan penerapan
MPS/MBM(menejemn berbasis sekolah/madrasah) pada sekolah atau madrasah yang
menginginkan prilaku kepemimpinan yang mandiri yang mampu menetukan masa depan
sekolah/madrasah oleh karena itu peneliti bisa focus pada visioner kepala
sekolah atau madrasah sebagai focus inquiry, atau yang dijadikan focus adalah
visi kepemimpinan visioner itu sendiri, peneliti dapat memfokuskan pada
penciptaan visi kepemimpinan kepala sekolah atau madrasah.
Selanjutnya
dalam penelitian kualitatif, penetuan focus lebih didasarkan pada tingkat
kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi social(lokasi penelitian).
4. Bentuk
rumusan masalah
fokus
masalah dalam sebuah penelitian kualitatif adalah rumusan masalah yang bersifat
sementara dan dapat berubah setelah peneliti masuk atau berada dilokasi
penelitian. Pertanyaan penelitian kualitaif dirumuskan dengan maksud untuk
memehami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain.
5. Prinsip-prinsip
Perumusan Masalah
Rinsip-prinsip
perumusan maslah penelitian kualitatif pada dasarnya dari hasil pengkajian dari
rumusan masalah. Dan perlu dikemukakan bahwa prinsip-prinsip perumusanmasalah
dilakuakan agar supay menjadi pegangan para penelitian kualitatif dalam rangka
merumuskan masalah.
Pengajuan
prinsip-prinsip perumusn masalah penelitian kualitatitf berikut pada dasarnya
diuraikan secara berurutan sebagai berikut.
1)
Prinsip yang brkaitan dengan teori
dari dasar
Peneliti sebaiknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah
dalam sebuah penelitian kualitatif didasarkan atas upaya menentukan tori
dasar-dasar sebagai acuan. Perumusan masalah penelitian kualitatif disini
hanyalah sebagai ancang-ancang arahan, pembimbing atau acuan pada usaha untuk
menemukan masalah yang sebenarnya, karena masalah yang sesungguhnya akan
ditemukan ketika peneliti kualitatif sudah berada dan mulai melakukan
penelitian, bahkan peneliti kualitatif sedang meneliti sebuah data. Dan
perumusan masalah disini adalah sebuah aplikasi dari asumsi bahwa sesuatu penelitian
kualitatif tidak mungkin dimulai dari sesuatu yang hampa.n penyusunan teori
baru lebih dari seked
2) Perumusan
yang berkaitan dengan tujuan
Pada
dasarnya inti hakikat penelitian kualitatif terletak pada upaya penemuan dan
penyusunan teori subtantif, yaitu yang bersumber pada data. Selain dari hanya
sekedar penemuan teori yang baru itu lebih dari hanya sekedar menguji teori
yang sedang berlaku denagn menyadari bahwa segala macam kekurangan yang
dilakukan peneliti, tetapi juga hasil sebuah penelitian tersebut dapat menjadi
kahzanah keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pengetahuan.
3)
Prinsip hubungan factor
Fokus snagia sumber maslah penelitian merupakan rumusan masalah
yang terdiri atas dua atau lebih factor yang menghasilkan tanda-tanda Tanya
atau kebingungan. Dan factor-faktor tersebut dapat berupa konsep, peristiwa,
pengalaman, atau fenomena.
4)
Focus sebagai wahana untuk
membatasi study
Seorang peneliti pasti memilki satu orientasi teori penelitian
atau pardigma sendiri. Barang kali dari pengetahuan sebelumnya ataupun
berdasarkan pengalaman. penelitian kualitatif bersifat terbuka, artinya tidak
mengharuskan peneliti menganut satu orientasi teori atau paradigm tertentu,
pilihan subjektif peneliti dihargai sekali dalam sebuah penelitian.
5)
Prinsip yang berkaitan dengan
criteria inklusi dan eklusi- eklusi
Perumusanmasalah yang bagus dilaksnakan sebelum peneliti terjun ke
lokasi penelitian dan mungkin di sempurnakan diawal sebuah penelitian, dan
disisni peneliti akan memebatasi data yang relevan atau data yang tidak
relevan. Masalah yang dirumuskan secara jelas dan tegas akan menjadi alat yang
ampuh guna mendapat data yang relevan.
6)
Prinsip yang berkaitan dengan
bentuk dan cara perumusan masalah
Contoh-contoh perumusan masalah yang telah disajikan ternyata
menawarkan tiaga bentuk perumusan masalah, yaitu :
a. Secara
diskusi, cara ini cara penyajiannya adalah dengan dalam bentuk pernyaan secara
deskriptif namun perlu diikuti denagn pertyaan-pertanyaan,
b. Proporsional,
yakni secara langsung menghubungkan factor-faktor dalam hubungan logis dan
bermakna, dan ini ada yang disjikan dalam bentuk deskriptip atau ada
pengungkapannya langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian,
c. Secara
gabungan, yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi, kemudian
ditegaskan lagi dalam bentuk proporsional.
7)
Prinsip sehubungan dengan posisi
perumusan masalah
Yang dimaksudkan posisi disini adalah kedudukan rumusn masalah
untuk merumuskan masalah diantara unsure-unsur yang lain. Unsur-unsur penelitian
yang erat kaitannya dengan rumusan masalah adalah latar belakang masalah, tujuan
acuan teori, metode penelitian.
8)
Prinsip yang berkaitan dengan
hasil penelaahan kepustakaan
Prinsip yang perlu dipegang oleh peneliti kualitatif adalah bahwa
penelitian kualitatif perlu membiasakan diri agar dalam merumuskan masalah,
peneliti senantiasa disertai dengan penelaahan kepustakaan yang terkait. Karena
pada dasarnya perumusan masalah itu tidak dapat dipisahkan dari penelaahan
kepustakaan. Dengan begitu rumusan masalah akan lebih tajam.
9)
Prinsip yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa
Pada waktu menulis laporan atau artikel tentang hasi penelitian ,
ketika merumuskan masalah, hendaknya peneliti kualitatif mempertimbangkan ragam
pembaca sehingga rumusan masalah yang diajukan dapat di sesuaikan dengan
tingkat kemampuan menyimak para pembaca.
10)Melakukan
survey pendahuluan
Maksud ada tujuan melakukan survey pendahuluan adalah memastikan
bahwa topic inquiry ada data lapangannya dan setelah melakukan penjajakan,
peneliti dapat mengenal dan melihat feasibiltas lapangan dari sisi keadaan, situasi,
latar, dan konteksnya, sehingga penelitian kualitatif dapat mempersiapkan diri,
mental maupun fisik serta mempersiapkan keperluan yang diinginkan.
C. UNSUR-UNSUR
DESAIN PENELITIAN KUALITATIF
Pada hakikatnya desain
penelitian kualitatif ini bersifat “emergent” atau tidak dapat dimantapkan pada
taraf permulaan dan baru mendapat bentuk yang lebih jelas sepanjang penelitian
itu dijalankan, namun untuk kepentingan penulisan laporan, peneliti sebaiknya
membuat suatu desain yang dapat menjadi
bahan untuk dipertimbangkan keabsahannya. Dianjurkan, agar peneliti, mengadakan
survey pendahuluan agar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
masalah penelitiannya.
Dalam penyusunan desain
penelitian kualitatif, Bogdan dan Biklen memberikan petunjuk sebagai berikut :
1. Menentukan fokus penelitian.
Masalahyang
akan diteliti, yang pada awalnya masih umum dan samar-samar akan bertambah
jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada dalam lapangan. Fokus
penelitian masih mungkin mengalami perubahan selama berlangsung penelitian itu.
2. Menentukan paradigma
penelitian
Bila
peneliti ingin mengetahui bagaimana macam-macam orang memandang realitas,
misalnnya mengenai dikeluarkannya peraturan baru, riatau bila peneliti ingin
mempelajari suatu kasus, atau bila penelitian yang mempunyai sampel kecil, yang
serasi adalah model penelitian kuantitatif.
Menurut
paradigma naturalistik dunia, realitas, peristiwa atai situasi tertentu
dipandang dengan cara yang berbeda-beda oleh orang yang berbeda-beda. Misalnya
peraturan lalu lintas dipandang dengan cara yang berlainan oleh sopir
oplet,pengendara sepeda motor, penumpang, pejalankaki, polisi lalu lintas atau
masyarakat umumnya. Penelitian naturalistik mengutamakan pandangan menurut
pendirian masing-masing orang, yang disebut perspeltif “emic”
3. Menentukan kesesuaian
paradigma dengan teori
Penelitian
naturalistik tidak a priori menentukan teori. Tidak dipastikan terlebih dahulu
teori apa yang akan dijadikan pegangan. Namun tidak berarti bahwa penelitian
naturalistik sama sekali tidak memerlukan teori. Dalam mengadakan tafsiran
untuk mengetahui maknanya, peneliti dengan sendirinya akan menggunakan teori
yang dianggapnya dapat membantunya. Namun tidak berpegang pada satu teori. Ia
tidak berusaha untuk menguji kebenaran teori itu. Selain itu ia mencari teori
yang dibangunnya berdasar data yang dikumpulkannya.
4. Menentukan sumber data,
lokasi para responden.
Dalam
penelitian naturalistik yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat
memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang
diobservasi. Sering samperl berupa responden yang dapat diwawancarai. Sampel
dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu.
Sering responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan
informasi, dan kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain, dan
seterusnya. Cara ini lazim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara
serial atau berurutan.
Untuk
memperoleh informasi tertentu sampling dapat diteruskan sampai dicapai taraf
“redundancy”, ketuntansan datau kejenuhan, artinya bahwa dengan menggunakan
responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi
baru yang berarti.
5. Menentukan tahap-tahap
penelitian
Tahap-tahap
dalam dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh
sebab desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, yang bersifat
“emergent”. Namun demikian dapat dibedakan dalam garis besarnya tigga fase,
yakni : (a) Tahap Orientasi. Pada awal penelitian, peneliti sendiri
belum mengetahui dengan jelas apa yang tidak diketahuinya, yakni apa yang
seharusnya dicarinya, karena belum nyata benar apayang akan dipilihnya sebagai
fokus penelitiannya, walaupun ia mempunyai suatu gambaran umum. Ia juga telah
melakukan banyak bacaan sabanyak mungkin misalnya berbagai dokumen, laporan,
buku dan sebagainya. Ia juga telah melakukan semacam pra-survey mengenai lokasi
tempat ia akan melakukan penelitian, sehingga ia tidak mulai dengan “kepala
kosong”. Pada wawancara pertama sewaktu ia masuk lapangan, ia mengajukan yang
sangat umum dan terbuka agar memperoleh informasi yang luas mengenai hal-hal
umum dilapangan itu. Informasi dari sejumlah responden dianalisisnya untuk
menemukan hal-hal yang menonjol, menarik, penting dan berguna untuk diteliti selanjutnya
secara mendalam. Itulah dipilihnya sebagai fokus penelitiannya. Fase umum ini
hendaknya diberi waktu yang cukup agar pilihan fokus itu lebih beralasan dan
diharapkan akan lebih mantap.
(b) Tahap eksplorasi. Dalam tahap ini fokus telah
lebih jelas, sehingga dapat dikumpulkan data yang lebih terarah dan lebih
spesifik. Observasi dapat ditujukan kepada hal-hal yang dianggap ada
hubungannya dengan fokus. Wawancara juga tidak lagi umum dan tebuka, akan
tetapi sudah lebih terstruktur, untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam
mengenai aspek-aspek yang meonnjol dan penting yang diperoleh berdasarkan
wawancara dan observasi pada fase a. Untuk mempermudah informasi yang lebih
mendalam ini diperlukan informan yang kompeten dan mempunyai pengetahuan yang cukup
banyak tentang hal itu.
(c) Tahap “member check”. Tujuan member check ini
ialah agar responden men-check kebenaran laporan itu, agar hasil penelitian
lebih dapat dipercaya. Misalnya member check juga dilakukan setelah tiap
wawancara. Peneliti merangkum hasil pembicaraan dan meminta responden
mengadakan perbaikan bila perlu dan mengkonformasi kesesuaiannya dengan
informasi yang diberikannya. Ada baiknya bila laporan sementara, setelah member
check juga disampaikan kepada pembimbing untuk dibicarakan.
6. Menentukan instrumen
penelitian
Instrumen
yang utama ialah peneliti itu sendiri. Pada awal penelitian, penelitilah alat
satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah merupakan alat sampai akhir
penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung selama waktu tertentu,diperoleh
fokus yanglebih jelas, maka ada kemungkinan untuk mengadakan angket dan
wawancara yang lebih berstruktur untuk memperoleh data uang lebih spesifik,
bila pada awalnya data terutama bersifat “emic”, yakni dari segi pandangan
responden, data kemudian sudah dapat lebih bersifat “etic”, jadi menurut
pandangan peneliti.
Angket
yang lebih berstruktur dapat pula digunakan untuk mencheck kebenaran data, asal
saja sudah “grounded”. Manusia sebagai instrumen memerlukan latihan dan
pengalaman.
7. Rencana pengumpulan data dan
pencatatannya.
Pencatatan
informasi dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan, atau alat rekam. Apa
yang dicatat sedapat mungkin harus sesuai dengan wawancara yang dilakukan.
Tentu saja alat rekam dapat merekam persis apa saja yang diucapkan. Namun
menggunakan perekam elektronik mempunyai sejumlah kelemahan, antara lain tidak
selalu diinginkan responden, takut kalau
ucapannya disalah-gunakan yang tidak dapat dibantahnya kemudian. Maka
karean itu ada peneliti yang lebih suka menggunakan buku catatan. Dalam membuat
catatan harus dibedakan data deskriptif dan hasil tafsiran peneliti.
8. Rencana analisis data.
Analisis
dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus-menerus dari awal sampai
akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk
mengetahui apa maknanya. Analisis dilakukan untuk mengembangkan hipotesis dan
teori berdasarkan data yang diperoleh.
9. Rencana logistik.
Peneliti
harus memikirkan hal-hal yang diperlukan sebelum, sewaktu dan sesudah
penelitian di lapangan, misalnya rencana jadwal penelitian, biaya, alat-alat
laporan dan perbanyakannya, dan seterusnya.
10. Rencana mencapai tingkat
kepercayaan akan kebenaran penelitian.
Dalam
penelitian kuantitatif lazim digunakan istilah internal dan eksternal validity,
realibility, dan objectivity sebagai syarat-syarat untuk menilai mutu
penelitian. Juga penelitian kuantitatif harus memenuhi syarat-syarat
demikian.namun dalam penelitian kuantitatif digunakan istilah-istilah lain
dengan maksud yang bersamaan. Antara lain digunakan istilah “creadibility”
untuk internal validity. “fittingness, transferability” untuk eksternal
validity. “Audibility, dependability”
untuk reliability. Dan “confirmability” untuk objectivity.
11. Merencanakan lokasi, tempat
penelitian akan dilaksanakan. Salah satu hal yang harus dipikirkan ialah
bagaimana caranya agar diizinkan memasuki lapanga. Sering harus diminta
persetujuan instalasi ata u orang tertentu yang berkuasa atas lokasi itu.ada
kalanya izin itu sangat sukar diperoleh. Berbagai siasat harus dipikirkaan agar
peneliti dapat diterima.
12. Menghormati etika penelitian.
Penelitian
dapat mengungkapkan hal-hal yang selama
ini tertutup bagi khalayak ramai dan seterusnya ingin tetap dirahasiakan,
karena dapat merugikan lembafa atau orang-orang tertentu. Maka karena itu
segala sesuatu yang dapat mengungkapkan identitas orang atau lembaga itu
dijadikansumber data, harus dirahasiakan antara lain dengan menggunakan nama
samaran.
13. Rencana penulisan dan
penyelesaian penelitian.
Apa yang dikemukakan diatas
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dan bukan langkah-langkah yang secara
berurutan harus diikuti. Metode dalam penelitian kualitatif bukanlah suatu
perangkat teknik yang secara otomatis dapat diterapkan dalam menhadapi masalah
penelitian tertentu. Penelitian kualitatif tidak mempunyai banyak prosedur yang
dapat diikuti secara otomatis, melainkan merupakan interaksi yang rumit antara
dunia konseptual dan dunia empirik.
Penelitian adalah proses
reflektif yang memerlukan pemikiran dalam tiap tahap perkembangannya dalam
garis besarnya dapat kita lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penelitian dilakukan dengan
adanya suatu masalah
b. Memikirkan secara mendalam
tentang massalah yang akan kita teliti dengan membaca bacaan atau diskusi
c. Menyiapkan sejumlah pertanyaan,
sebagai pegangan dalam melaksanakan observasidan wawancara
d. Setelah kita pilih masalah,
walaupun masih umum kita cari lokasi atau kasus. Maka perlulah kita usahakan
menyesuaikan lokasi dengan masalah.
D. VALIDITAS
DESAIN PENELITIAN KUALITATIF(nana)
Validitas
desain menunjukkan tingkat kejelasan fenomena hasil penelitian sesuai dengan
kenyataan. Penelitian kualitatif menunjukkan sejauhmana tingkat interprestasi
dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki makna yang sesuai antara pastisipan
dengan peneliti. Baik penelitian maupun partisipan memiliki kesesuaian dalam
mendeskripsikan dan menggambarkan peristiwa terutama dalam menarik makna dari
peristiwa.
1. Strategi
untuk Meningkatkan Validitas
Validitas
penelitian terletak pada teknik pengumpilan dan analisis data. Validitas
tersebut dapat dicapai melalui kombinasi dari sepuluh strategi peningkatan
validitas, yaitu :
a. Pengumpulan
data yang relatif lama: memungkinkan analisis dan melengkapi data secara
berangsur agar memungkinkan ada kesesuaian antara temuan dengan kenyataan.
b. Strategi
multi metode : memungkinkan melakukan paduan beberapa teknik pengumpulandata
seperti wawancara, observasi, studi dokumenter dan sumber (kepsek, guru, siswa)
dalam pengumpulan dan analisis data (triangulasi).
c. Bahasa
partisipan kata demi kata ; mendapatkan rumusan dan kutipan yang rinci.
d. Deskriptor
inferensi yang rendah : pencatatan nyang lengkap dan detail baik untuk sumber
situasi maupun orang.
e. Peneliti
beberapa orang : persetujuan data deskriptip yang dikumpulkan oleh tim peneliti
f.
Pencatat data mekanik :
menggunakan perekam foto, video, dan audio.
g. Partisipan
sebagai peneliti : penggunakan catatan-catatan dari partisipan berbentuk diari,
catatan anekdot, untuk melengkapi.
h. Pengecekan
anggota : pengecekan data oleh sesama anggota selama pengumpulan dan analisis
data.
i.
Revie oleh partisipan : bertanya
kepada partisipan untuk merivie data, melakukan sintesis semua hasil wawancara
dan observasi.
j.
Kasus-kasus negatif : mencari,
mencatat, mengganalisis melaporkan data dari kasus-kasus negatif atau yang
berbeda dengan pola yang ada.
2. Subjektivitas
dan Refleksivitas
Penelitian
kualitatif bersifat subjektif dan reflektif. Dalam penelitian kualitatif tidak
digunakan instrumen standar, tetapi peneliti berperan sebagai instrumen. Data
dikumpulkan secara verbal diperkaya dan diperdalam dengan hasil penglihatan,
pendengaran, persepsi, penghayatan dati peneliti.
Penelitian
kualitatif melibatkan segi-segi subjektif tetepi berarti peneliti bebas
menafsirkan apa yang ia lihat, dengar, rasakan semau dia, dia harus jujur atau
disiplin terhadap dirinya. Sedangkan objektivitas penelitian kualitatif berarti
jujur, peneliti mencatatapa yang dilihat, didengar, ditangkap, dirasakan
berdasarkan persepsi dan keyakinan dia, tidak dibuat-buat atau direka-reka.
Penelitian
kualitatif juga bersifat reflektsif.
Refleksivitas
merupakan pengkajian yang cermat dan hati-hati terhadap seluruh proses
penelitian.
3. Subjektivitas
Interpersonal
Dalam
penelitian yang bersifat interaktif, keterampilan membina hubungan
interpersonal memegang peranan penting. Keterampilan ini meliputi kemampuan
menumbuhkan kepercayaan, menjaga hubungan baik, tidak menilai, menghormati
norma situasi, memiliki sensitivitas terhadap isu-isu etika.
Peneliti
berhubungan dengan partisipan sebagai pribadi, bukan pengisap informasi dari
lingkungan. Dalam interaksi yang bersifat tatap muka suasana perasaan
antarkedua pihak memegang peranan penting. Data yang diperoleh tetap valid
meskipun bersifat khusus dan dipengaruhi oleh kehadiran peneliti. Kemungkinan
bias dapat diperkecil dengan waktu penelitian yang cukup lama, menggunakan
teknik pengumpulan data yang bermacam-macam.
Waktu
yang panjang juga memungkinkan peneliti melengkapi data, dan membuang data yang
tidak tepat. Reaksi penelitian, keleluasaan dalam melengkapi data dan
konfirmasi yang dilakukan pada setiap tahap penelitian akan meminimalkan bias.
4. Strategi
untuk Meningkatkan Refleksivitas
Untuk
dapat meningkatkan refleksivitas dalam pengumpulan data, peneliti dapat
menggabungkan beberapa dari cara berikut :
a. Memilih
teman yang dapat membantu mempermudah analisis dan interprestasi data.
b. Membuat
catatan harian yang memuat tanggal, jam, tempat, orang dan kegiatan untuk
berhubungan dengan partisipan
c. Jurnal
lanpangan yaitu catatan tentang perubahan-perubahan yang dibuat selama proses
pengumpulan data, alasan perubahan dan perkiraan validitas data
d. Catatan
tentang pertentangan etika, keputusan dan tindakan dalam jurnal lapangan
e. Teknik
pengelolahan pencatatan dat, pengkodean, pengelompokan
f.
Melakukan kegiatan konfirmasi
formal sperti survei, kelompok utama, wawancara
g. Melakukan
kritik diri dengan mengajukan pertanyaan tentang peranan dan kegiatan dalam
seluruh proses penelitian.
E.
SISTEMATIKA
PENELITIAN KUALITATIF
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Identifikasi Masala
c. Pembatasan Masalah
d. Perumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f.
Manfaat
Penelitian
2. Kajian Teori dan
Kerangka Pikir
a. Kajian Teori
b. Penelitian Yang Relevan
c. Kerangka Pikir
3. Metodologi Penelitian
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
c. Bentuk Penelitian
d. Sumber Data
e. Teknik Pengumpulan Data
f.
Teknik
Cuplikan/Sampling
g. Validitas Data
h. Teknik Analisis
4. Pembahasan dan Analisis
a. Deskripsi Data
b. Pembahasan/Analisis
c. Pokok-Pokok Temuan Penelitian
d. Analisis Justifikasi
5. Penutup
a. Simpulan
b. Implikasi
c. Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan
penelitian itu. Karena itu desain penelitian hubungannya sangat erat sekali
dengan proses penelitiannya.
Penelitian kualitatif cenderung lebih sulit dibuat dibuat tahapan
baku karena terkait dengan karakteristik dari penelitian kualitatif, yaitu
flaksibel sehingga jalannya penelitian dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada. Menurut para pakar penelitian kualitatif, yang dapat dijabarkan sebagai
beikut: mengangkat masalah, menentukan penentuan, menetukan fokus inquiry,
bentuk rumusan masalah.
mas boleh ditulisin apa aja buku rujukanny? tq
BalasHapusmas boleh ditulisin apa aja buku rujukanny? tq
BalasHapusini buatan sendiri ???? enda pakai daftar pustaka...sebagai sumber....
BalasHapus